Bisnis.com, MATARAM - KPK menduga ada aliran dana sebesar Rp2 miliar yang mengalir ke Surat Kabar Indopos dalam kasus korupsi di Kementerian ESDM yang diberikan tersangka Jero Wacik.
"Kita panggil itu, karena ada keterangan duit mengalir Rp2 miliar ke Indopos yang digunakan untuk pencitraan Jero Wacik," kata Ketua KPK Abraham Samad seusai menjadi pembicara di Rakornas Komisi Informasi (KI) se-Indonesia di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jumat (12/9).
Ia mengungkapkan, mengapa Jero Wacik sering menggunakan Indopos dalam pencitraannya sebagai Menteri ESDM, karena selama ini mantan Menteri ESDM itu menganggap Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) selalu membaca surat kabar tersebut.
Oleh karena itu, sekretaris majelis tinggi Partai Demokrat tersebut, memilih Indopos sebagai pencitraan agar dianggap berhasil oleh Presiden SBY selama menjadi menteri.
Sebelumnya, KPK melakukan pemeriksaan terhadap Pemimpin Redaksi Indopos Don Kardono, Kamis (11/9). KPK memanggil Pemimpin Redaksi Indopos Don Kardono terkait kasus dugaan pemerasan di Kementerian ESDM yang telah menjerat mantan Menteri ESDM, Jero Wacik.
Jero ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pemerasan terhadap sejumlah rekanan dalam bidang pengadaan di Kementerian ESDM. Jero diduga menggunakan bawahannya. Uang yang diduga dikorupsi Jero Wacik mencapai R9,9 miliar.(ant/yus)
JERO WACIK TERSANGKA: Ada Duit Rp2 Miliar Mengalir ke Indopos
KPK menduga ada aliran dana sebesar Rp2 miliar yang mengalir ke Surat Kabar Indopos dalam kasus korupsi di Kementerian ESDM yang diberikan tersangka Jero Wacik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 menit yang lalu
Momen Gibran Tinjau Persiapan Air Bersih SPAM Jatiluhur 1 Bekasi
43 menit yang lalu
OJK Buka Suara Usai KPK Geledah Satu Ruangan Demi Cari Bukti Korupsi CSR
2 jam yang lalu