Bisnis.com, PBB - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon Rabu mendesak masyarakat internasional untuk bersatu di belakang Irak saat serangan kilat oleh kelompok jihad bersenjata menyapu lebih dekat ke Baghdad.
"Sekjen mendesak masyarakat internasional untuk bersatu dalam menunjukkan solidaritas dengan Irak, karena menghadapi tantangan keamanan yang serius ini," kata juru bicaranya dalam satu pernyataan.
Sekjen PBB menuntut "penghormatan penuh pada hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia dalam upaya melawan terorisme dan kekerasan di Irak," kata Juru bicara Stephane Dujarric menambahkan.
Ban mengecam keras lonjakan kekerasan dan memperingatkan bahwa "terorisme tidak harus diizinkan untuk berhasil dalam mengurai jalan menuju demokrasi di Irak." Karena Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL) mulai serangan yang spektakuler di Mosul Senin, gerilyawan telah menangkap wilayah besar utara dan utara-tengah Irak, mendorong sebanyak setengah juta orang meninggalkan rumah mereka.
Cepatnya ISIL dan sekutunya mencapai kemajuan setelah mereka Selasa merebut Mosul - sebuah kota berpenduduk 2 juta orang - telah mengirimkan dering lonceng di ibu kota Barat.
Dujarric mengatakan lebih dari 2.500 keluarga yang mengungsi di dalam Mosul, sebagian besar tinggal di sekolah-sekolah dan masjid, dan diperkirakan 100.000 telah memasuki Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara.
Badan Pengungsi PBB UNHCR berada di tenda lapangan memobilisasi barang-barang bantuan penting, termasuk air bersih dan sanitasi, yang disampaikan.
Pemindahan yang menyulitkan "telah menjadi krisis perpindahan sudah parah" yang menunjukkan ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka sejak Januari karena kerusuhan di Provinsi Anbar, kata Dujarric.
"Sumber daya sangat terbatas," tambah juru bicara tersebut, dan mengatakan bahwa donor dana untuk keluarga pengungsi telah mencapai hanya 10% dari US$103 juta yang diperlukan.
Sementara itu Amerika Serikat Selasa menyatakan, kelompok garis keras yang baru-baru ini merebut kota terbesar kedua Irak berpotensi mengancam kestabilan seluruh kawasan Timur Tengah.
Washington juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi "yang sangat serius" di Irak. "Sudah jelas bahwa ISIL bukan hanya ancaman bagi stabilitas Irak melainkan juga bagi seluruh kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki dalam satu pernyataan resmi.
Psaki menekankan bahwa Washington mendukung "respon kuat yang terkoordinasi untuk membalas agresi kelompok militan." Sementara itu juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengecam gerilyawan dari kelompok ISIL dan mendesak Perdana Menteri Nuri al-Maliki berupaya lebih keras menyelesaikan "persoalan yang tak-terselesaikan itu".
Menurut Earnest, penyelesaian masalah kelompok garis keras merupakan bukti nyata bahwa al-Maliki memerintah "demi kepentingan semua warga Iraq." Dalam keterangan Earnest, Amerika Serikat telah mengirim 300 rudal Hellfire, jutaan amunisi senjata api kecil, ribuan amunisi tank, helikopter perang dan berbagai jenis senjata lainnya ke pasukan keamanan Irak.
Sebelumnya pada Senin, sekelompok gerilyawan melancarkan serangan besar di kantor pasukan keamanan dan berhasil merebut provinsi di bagian utara Irak, Nineveh, temasuk ibu kotanya, Mosul.