Bisnis.com, JAKARTA—Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah merintis industrialisasi produk unggulan budayanya, salah satunya tenun.
Oleh karena itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTB Erica Zainul Majdi mengatakan pengenalan produk-produk kain tenun tradisional NTB dalam pameran tingkat nasional dan internasional menjadi langkah awal membangun industri kain tenun lokal daerah tersebut menjadi sebuah industri yang berskala ekspor yang besar.
Hal itu disebabkan warisan budaya ini merupakan salah satu pesona budaya yang bisa menjadi daya tarik kultural NTB di mata masyarakat regional dan global.
Menurut Erica, kain tenun merupakan bagian dari budaya dan tradisi masyarakat di NTB, baik suku Sasak, Samawa, maupun Mbojo.
Hampir semua desa di NTB memiliki kain tenun tersendiri. Bahkan, provinsi tersebut memiliki batik khas yang dinamakan Batik Sasambo, kepanjangan dari Sasak, Samawa, dan Mbojo.Beberapa penelitian menilai, tenun tradisional NTB mempunyai nilai tinggi karena kaya motif dan coraknya.
“Selain merupakan sebuah produk budaya, saat ini kain tenun NTB juga dikembangkan sebagai sebuah produk bisnis. Diharapkan ke depan, kain tenun NTB menjadi sebuah industri kreatif yang bisa menciptakan lapangan kerja serta menjadi sumber pendapatan pribadi, daerah, bahkan devisa negara,” ujar Erica di Jakarta, Sabtu (7/6/2014).
Erica mengatakan pendayagunaan kain tenun atau Wastra NTB sebagai sebuah produk budaya dan produk industri kreatif unggulan daerah NTB bukan tanpa alasan. Selain Bali, NTB dinilai termasuk salah satu destinasi wisata yang cukup dikenal di dunia.
“Selama ini, kita hanya menjual wisata alam saja, padahal tren pariwisata dunia kini bergerak ke arah cultural tourism atau wisata budaya,” kata istri Gubernur NTB Zainul Majdi ini.