Bisnis.com, JAKARTA - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Mulia Malang, Jawa Timur, berhasrat meningkatkan kapasitas produksi pesawat mini ultra ringan menjadi alat transportasi udara yang bisa melayani masyarakat umum secara personal.
Wiyono, pengajar dan tenaga ahli pada Tempat Praktek Ketrampilan Usaha (TPKU) yang dikelola SMK Budi Mulia, Pakis Aji, Malang, menjelaskan peluang menjadikan pesawat mini yang dihasilkannya bersama anak didiknya untuk komersial, sangat besar.
”Saat ini setiap pesawat yang kami ciptakan memang masih dipergunakan untuk kepentingan individu maupun korporasi dengan total diameter nya sekitar 75 cm. Namun sudah bisa digunakan komersial karena dilengkapi dengan kamera,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (3/6/2014).
Adapun operasionalnya menggunakan gabungan teknologi Bluetooth, GPS, dan tablet sebagai pusat kendali ketika terbang di angkasa setinggi 250 meter. Namun ketinggian sebenarnya bisa melebihi 250 meter dengan jangkauan monitor tablet sekitar 2,5 km.
Ketika tipe pesawat yang saat ini diproduksi dengan nama BMOIX dikembangkan menjadi pessawat komersial untuk penerbangan manusia, Wiyono optimistis bisa berhasil. Sebab, mereka telah menguasai teknologinya, dan yang diperklukan pengembangan kapasitas angkut.
Pesawat BMOIX yang dirakit dengan modal mulai Rp6 juta untuk manual serta Rp30 juta untuk otomatis, tidak ada yang gagal ketika memanfaatkan teknologi robotik. Akurasi pendaratan maupun ketika dipergunakan untuk memotret dari udara, sangat tinggi.
Bobot yang bisa diangkut pesawat mini tersebut mencapai 6 kg. Untuk meningkatkan kemampuan daya angkutnya, Wiyono menegaskan harus disesuaikan dengan kekuatan mesin baling-baling. Pesawat mini BMOIX saat ini menggunakan 6 baling-baling.
”Apabila ditingkatkan menjadi transportasi manusia, kami hanya perlu menyesuaikan seluruh komponennya. Artinya, seluruh komponen harus sama dengan pesawat helicopter agar mampu mengangkut beban setara dengan 2 sampai 3 penumpang.”
Penghambat keinginan Wiyono bersama anak didiknya adalah modal kerja. Untuk menciptakan pesawat angkuta komersial, dia memperhitungkan mencapai Rp350 juta. Kendali penerbangannya tetap menggabungkan komponen HP tablet, GPS, dan bluetooth.
”Setiap hari kami berupaya menemukan solusi pembiayaan, agar hasil karya ini bisa menjadi alat transportasi udara jarak dekat. Jika impian menciptakan pesawat generasi berikut itu, biaya transportasi udara akan lebih murah,” tutur alumnus sarjana Universitas Widya Gama, Malang itu.