Bisnis.com, JAKARTA – Rumors dipasangkannya Pramono Edhie dengan Aburizal Bakrie menyisakan tanda Tanya. Untuk apa konvensi partai Demokrat dilakukan?
Pasalnya, nama Pramono Edhie bukanlah pemenang dalam konvensi Demokrat yang melibatkan tiga lembaga survei, yakni LSI, Populi, dan Markplus.
Sebelumnya, ketiga lembaga survei tersebut menetapkan Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi dengan perolehan suara yang jauh meninggalkan pesaing terdekatnya.
Dalam survei yang dilakukan LSI, Dahlan memperoleh 17,5% suara total, sementara dua pesaing terdekatnya, yakni Pramono Edhie dan Marzuki Alie sama-sama mendapatkan 4,3% suara total.
Survei Populi Center, Dahlan Iskan memperoleh 23% suara total, Marzuki Alie 6% suara total dan Gita Wirjawan 3,9% suara total.
Dalam survei Markplus, Dahlan Iskan memperoleh 18,7%, diikuti Gita Wirjawan 2,5%, dan Marzuki Alie 1,9%.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing berpendapat jika pasangan tersebut benar-benar diajukan maka Demokrat tidak menghargai riset akademik dan mengabaikan suara rakyat.
"Jika kedua pasangan ini pasti, maka Demokrat tidak menghargai riset-riset akademik. Demokrat tidak menghargai hasil survei yang berarti pilihan rakyat seolah-olah diabaikan," kata Emrus saat dihubungi Bisnis.com, (17/5/2014).
Efek terburuknya, menurutnya, pemasangan dua calon yang tidak memperhatikan hasil konvensi ini akan membuat opini publik mengarah pada persepsi yang 'liar'.
"Jangan dipaksakan jika tidak memiliki elektabilitas. Jangan salahkan orang nanti punya persepsi liar terhadap kedua calon ini. Orang-orang mungkin akan berfikiran ada nepotisme disini," katanya.
Pramono Edhie merupakan ipar dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhuyono. Meski demikian, menurut Emrus, seharusnya Demokrat memperhatikan hasil survei konvensi ini untuk memantapkan posisi Demokrat-Golkar agar lebih kuat.
"Hasil konvensi itu menyiratkan nilai jual Dahlan Iskan paling tinggi, seharusnya Demokrat mengusung Dahlan. Karena logikanya, agak sulit untuk mendongkrak nilai jual calon lain yang tidak menjual dengan biaya, tenaga dan waktu yang sempit," ujarnya.
Menurut Pengamat Politik Sigma Said Salehudin, konvensi itu hanya bentuk akal-akalan dari petinggi Demokrat, karena akhirnya ipar Ketua Umum tersebut yang akan dimajukan.
"Konvensi itu cuma akal-akalan SBY saja. Ujung- ujungnya iparnya juga yang akan dimajukan. Jelas itu praktik KKN ala keluarga Cikeas, " katanya.
Berikut Hasil Survei Konvensi Partai Demokrat.
Lembaga Survai Indonesia (LSI):
Dahlan Iskan | 17,5 % |
Pramono Edhie | 4,3 % |
Marzuki Alie | 4,3 % |
Gita Wirjawan | 2,8 % |
Anies Baswedan | 2,4 % |
Ali Masykur Musa | 1,5 % |
Hayono Isman | 0,6 % |
Irman Gusman | 1,5 % |
Sinyo Sarundajang | 1,1 % |
Endriartono Sutarto | 0,7 % |
Dino Patti Djalal | 0,4 % |
Lembaga Survei Populi Center:
Dahlan Iskan | 23,0% |
Pramono Edhie | 3,4 % |
Marzuki Alie | 6,0 % |
Gita Wirjawan | 3,9 % |
Anies Baswedan | 2,9 % |
Ali Masykur Musa | 3,4 % |
Hayono Isman | 1,2 % |
Irman Gusman | 1,2 % |
Sinyo Sarundajang | 1,1 % |
Endriartono Sutarto | 0,5 % |
Dino Patti Djalal | 0,5 % |
Hasil Survei Markplus:
Dahlan Iskan | 18,7% |
Pramono Edhie Wibowo | 1,7 % |
Mrzuki Alie | 1,9 % |
Gita Wirjawan | 2,5 % |
Anies Baswedan | 1,4 % |
Ali Masykur Musa | 0.8 % |
Hayono Isman | 0,2 % |
Irman Gurman | 1,2 % |
Sinyo Sarundajang | 0,7 % |
Endriartono Sutarto | 0,2 % |
Dino Patti Djalal | 0,1 % |