Bisnis.com, WAIKABUBAK, Sumba Barat -- Masyarakat Sumba berupaya bangkit dalam bidang ekonomi, melalui program simpan pinjam credit union.
Credit union atau koperasi kredit simpan pinjam merupakan sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam, yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya.
Tujuannya membantu anggota, yang dominan dari kalangan masyarakat ekonomi lemah seperti petani, pedagang, dan dan usaha kecil menengah.
"Dengan menjadi anggota CU, warga sudah menolong dirinya sendiri dan orang lain," kata Pater Cypri M. Leyn, Ketua
Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D) Sumba, saat ditemui di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (30/4/2014).
Dia menuturkan BK3D merupakan pendamping yang membantu CU di Sumba dalam menjalankan programnya.
Hingga saat ini, katanya, ada 9 CU (koperasi kredit) yang aktif di Pulau Sumba. Salah satu yang aktif adalah CU di Desa Lete Konda, Kec. Loura, Kab. Sumba Barat Daya, NTT.
CU Lete Konda ini didirikan atas inisiatif dan fasilitas dari LSM Wahana Visi Indonesia (WVI) pada 2010. Saat itu anggotanya baru 23 orang dengan total modal Rp2,5 juta.
"Dalam tiga tahun, anggota kami sudah berjumlah 682 orang, dengan aset mencapai lebih dari Rp1 miliar," kata Marthen Bili, Ketua CU Lete Konda, di Kantor CU Lete Konda, Kamis (30/4/14).
Marthen menuturkan anggotanya kebanyakan dari kalangan petani, pedagang, pegawai negeri sipil, dan karyawan swasta.
"Target kami pada tahun ini adalah menambah anggota menjadi 1.000 orang," ungkapnya.
Dia ingin menjadikan CU Lete Konda sebagai badan koperasi yang berbadan hukum. Untuk itu syaratnya antara lain harus mempunyai anggota minimal 1.000 orang, dan mempunyai aset sedikitnya Rp1 miliar.
Untuk mencapai angka 1.000 itu, Marthen menerapkan strategi satu anggota membawa satu anggota baru (member get member). Program seperti ini sudah lama dia terapkan dalam mengembangkan CU.
"Anggota kami bukan hanya dari satu daerah Lete Konda saja. Tapi juga ada tinggal di desa lain yang cukup jauh dari kantor CU kami. Mereka merasa senang dan aman ikut dalam CU Lete Konda yang kami kelola," katanya.
Menurut Marthen, manfaat yang banyak dirasakan anggotanya dalam kegiatan simpan pinjam ini, adalah di bidang pembiayan pendidikan sekolah anak.
Kebanyakan petani dan orangtua menyimpan dananya di CU, kemudian dipinjam untuk membayar biaya sekolah anaknya.
"Ada juga yang pedagang, pinjam uang untuk membeli mobil yang dipakai sebagai penunjang bisnisnya," tambah Kristina T. Ina, Manajer CU Lete Konda.
Pinjaman anggota bisa sampai puluhan juta rupiah. Sedangkan simpanannya berkisar mulai dari Rp15.000 sampai Rp10 juta per bulan. "Terutama para petani, setiap habis panen, mereka menyimpan banyak uangnya di CU ini," kata Kristina.
Bunga pinjaman yang diterapkan cukup kecil, berkisar 3% sebulan dan menerapkan bunga menurun, tergantung dari utang pokoknya setiap bulan.
Mengenai keuangan CU Lete Konda ini, katanya, ada pemeriksaan dan audit setiap tiga bulan dari pengawas, dan dari BK3D). Jadi, selalu rapi dan bersih.
Untuk mengurangi kredit macet, kata Kristina, setiap anggota yang telat membayar sampai sebulan, akan dikenai bunga sebesar 3% dari sisa utangnya.
"Itu membuat aggota jadi tertib membayar cicilan. Dan hingga saat ini hampir tidak pernah anggota yang menunggak cicilan," ujar Kristina.