Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APEC CEO Summit: Relevansi FTA Jadi Sorotan

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali—Perdebatan mengenai relevansi free trade agreement (FTA) dalam sistem perdagangan bebas suatu negara mencuat pada salah satu sesi diskusi APEC CEO Summit 2013, Minggu (6/10/2013). Perdana Menteri Selandia Baru John Key

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali—Perdebatan mengenai relevansi free trade agreement (FTA) dalam sistem perdagangan bebas suatu negara mencuat pada salah satu sesi diskusi APEC CEO Summit 2013, Minggu (6/10/2013).

Perdana Menteri Selandia Baru John Key berpendapat FTA masih relevan diterapkan di negaranya karena membawa banyak keuntungan seperti pembukaan lapangan kerja baru. Itulah mengapa negara tetangga Australia itu terlibat dalam banyak FTA.

"Negara seperti Selandia Baru yang adalah eksportir terbesar di dunia merasakan pentingnya kerja sama perdagangan bebas. FTA kami paling banyak pada sektor agribisnis karena permintaan akan wool kami sangat pesat,” ujar Key.

Menurutnya, pihak-pihak yang melawan FTA sebenarnya keberatan dengan isu trade barriers. Namun, terbukti Selandia Baru masih bisa merasakan manfaat FTA bagi pertumbuhan selama 30 tahun terakhir.

Pentingnya FTA bagi Selandia Baru mendorong negara itu untuk mengejar kesepakatan Trans Pacific Partnership (TPP) selama di Bali.

Key mengakui lobi-lobi TPP menjadi agenda penting negara itu di sela-sela KTT APEC tahun ini.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, yang mengatakan signifikansi FTA di Indonesia bergantung pada bagaimana pemerintah melakukan sosialisasi pada masyarakat.

"Masyarakat kurang paham tentang manfaat FTA. Namun, selama [FTA itu] bisa berguna dari sisi suplai, kami bisa menjelaskannya kepada masyarakat. Negara-negara yang melakukan FTA dengan RI membawa hasil karena mereka menyumbang infrastruktur,” tutur Gita.

Manfaat FTA tergantung juga dengan negara mana Indonesia melakukan kerja sama. Menurut Gita, negara-negara seperti China dan Jepang memiliki respons suplai yang tinggi, sehingga mereka mau membangun FTA dengan siapa saja.

Gita menambahkan tren kemunduran ekonomi saat ini bersifat lebih rumit dari sebelumnya, sehingga pola kerja sama lintas batas cenderung berorientasi regional atau bilateral. Hal itu berbanding terbalik dengan semangat perdagangan multilateral.

“APEC di sini ingin meningkatkan kembali perdagangan multilateral, karena multilateralisme dampat mendorong investasi. Jika sukses, ini tentu akan menjadi bekal yang sangat baik untuk dibawa ke forum WTO Desember nanti,” katanya.

FTA REGIONAL

Sementara itu, Chairman Sumitomo Chemical Hiromasa Yonekura berpendapat bentuk FTA regional seperti TPP dan RCEP harus mendapat dukungan penuh dari anggota APEC. Dia sendiri mengakui FTA membawa banyak manfaat bagi Jepang.

“Prioritas Jepang di TPP adalah membuka lingkungan bisnis yang baik dan meningkatkan rantai suplai, sehingga barang, jasa, dan SDM dapat bergerak lintas batas dengan lebih leluasa,” terangnya.

Dia mengatakan Jepang mematok ekspetasi yang tinggi dari manfaat TPP, mulai dari seegi pengadaan barang dan jasa, penjualan, hingga transportasi. Dia juga optimistis FTA dapat meningkatkan integrasi ekonomi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di kawasan.

Di lain pihak, Presiden dan COO International FedEx Express Michael Ducker lebih menekankan pada masalah fasilitasi perdagangan sebagai agenda kunci yang dapat meningkatkan kemajuan aktivitas e-commerce lintas batas negara.

Dia berpedapat penguatan e-commerce menjadi penting di era perdagangan bebas dan terbuka karena dapat menciptakan lebih dari 20 juta lapangan kerja baru dan mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“E-commerce memudahkan proses perdagangan lintas batas karena siapapun dapat memulai bisnisnya bahkan dari garasi, tanpa harus membangun perusahaan,” ujarnya.

Ducker menambahkan upaya fasilitasi perdagangan, yang juga menjadi agenda terbesar WTO, mencakup peningkatan rantai suplai untuk mendorong efisiensi dan manajemen risiko. (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper