Bisnis.com, BANDUNG - China National Machinery Import and Export Corporation (CMC), akan membangun kota satelit di 5 titik sebagai kompensasi dari perjanjian kerja sama pembangunan monorel Bandung Raya dengan Pemprov Jabar.
Direktur Utama Panghegar Group Cecep Rukmana mengatakan BUMN China tersebut membangun dan membiayai proyek monorel Bandung Raya membutuhkan investasi besar.
Dari perhitungan bersama sementara antara pihaknya yang menjadi mitra lokal dengan CMC, kebutuhan proyek 5 trase monorel Rp15-18 triliun.
“Proyek ini visible kalau monorel dikaitkan dengan [proyek] real estate,” katanya di Bandung, Rabu (2/10/2013).
Karena itu, pihaknya bersama CMC berencana proyek monorel akan dibarengi dengan pembangunan kota satelit mirip Bumi Serpong Damai (BSD).
Cecep membantah pihak China meminta lahan pada Pemprov Jawa Barat sebagai konsensi membiayai pembangunan proyek monorel tersebut.
“Ini bukan konsensi. Ini sebagai kompensasi pembangunan [monorel],” ujarnya.
Menurut Cecep, secara realistis kota satelit ini membutuhkan lahan cukup besar sekitar 600-800 hektare. Kawasan yang dibidik oleh pihaknya adalah 5 titik atau trase yang dilewati rute monorel Bandung Raya.
Kebutuhan sekitar 600 hektar itu nantinya akan dibagi-bagi tergantung ketersediaan lahan di masing-masing kawasan.
“Kalau konsep kota satelit begitu, jadi lahannya total tidak ada dalam satu kawasan,” paparnya.
Dengan kompensasi seperti ini, pihaknya menyakini akan membuat pembangunan dan tata ruang lebih tertib.
Kemungkinan kota satelit itu akan berada di masing-masing ujung monorel agar tercipta konektivitas antara properti dan transportasi massal yang memadai. “Nanti kepastian lokasinya akan ditentukan masterplan dan tata ruang,” katanya.