Bisnis.com, BATAM – Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Makmur mencatat peningkatan asset pada 2013 sebesar 20,66% dibandingkan 2012 sebesar Rp68,627 miliar menjadi Rp86,174 miliar.
Rudi Butar – Butar, Direktur Utama BPR Dana Makmur, mengatakan pertumbuhan tersebut tidak luput dari prinsip kehati-hatian dengan tetap menjaga rasio yang telah ditentukan Bank Indonesia.
“Dari total asset yang ada, total tabungan sebesar Rp8,259 miliar, deposito sebesar Rp65,144 miliar, dan total kredit yang tersalurkan Rp71,773 miliar,” ujarnya saat meresmikan kantor cabang pertama BPR tersebut, Senin (16/9/2013).
Menurut Rudi, pihaknya akan terus menggenjot penyaluran dana di sektor – sektor produktif sehingga dapat memberikan pengembalian yang positif bagi bank.
Dia menyebutkan beberapa upaya peningkatan terus dilakukan oleh manajemen untuk menjaga rasio positif diantaranya peningkatan sumber daya manusia pendukung operasional bank sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal.
“Selain itu, kami terus melakukan peningkatan inovasi produk berupa kredit dan deposito yang cukup bersaing dibandingkan perbankan lain,” papar Rudi.
BPR Dana Makmur mulai beroperasi pada 2009 lalu, di tahun keempat ini bank tersebut menunjukkan beberapa perkembangan signifikan terutama dari segi asset yang terkumpul hingga mencapai Rp86,174 miliar.
Kini BPR Dana Makmur melebarkan pelayanannya dengan meresmikan kantor cabang pertama di kawasan perkantoran Pelita dengan tujuan dapat menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Untuk mendukung upaya tersebut, BPR Dana Makmur meluncurkan produk Tabungan Makmur Masa Depan (Tampan) yang menyasar segmen masyarakat kelas menengah ke bawah agar mulai rajin menabung dengan bunga yang kompetitif.
“Sejak peluncurannya 2 bulan lalu, Tampan telah menghimpun 200 rekening dengan dana terkumpul Rp800 juta. Kami akan terus mengedukasi masyarakat untuk mengenal produk unggulan kami tersebut,” tuturnya.
Dia berharap dapat memperoleh dana yang cukup murah dari masyarakat sehingga perbankan dapat menyalurkan pembiayaan kredit ke sector yang lebih produktif dengan bunga relatif kecil dan mendukung program pemberdayaan usaha kecil dan menengah.