Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat dan peneliti politik Sukardi Rinakit menilai Konvensi Partai Demokrat yang bersifat semi-terbuka bisa menjadi blunder apabila terdapat anggota komite konvensi yang memutuskan keluar dari keanggotaan.
"Partai Demokrat bisa saja melakukan 'blunder' dalam konvensi calon presidennya jika ada satu atau dua orang anggota komite yang keluar," kata Cak Kardi saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (14/8/2014)
Pada Minggu (11/8), Majelis Tinggi PD telah mengumumkan 17 nama anggota Komite Konvensi Partai Demokrat yang terdiri dari berbagai figur internal dan eksternal partai dengan latar belakangnya masing-masing.
"Misalkan saja eksternal partai seperti Soegeng Sarjadi dan Effendi Ghazali menyatakan keluar sebagai anggota komite karena merasa ada yang janggal dalam konvensi, tentu hal itu akan memengaruhi kredibilitas konvensi dan Partai Demokrat," paparnya.
Menurutnya, dengan keluarnya anggota komite eksternal akan membuat skenario utama PD mengadakan konvensi menjadi berbalik arah. Konvensi PD yang diadakan untuk menaikkan elektabilitas serta citra partai justru akan berbalik surut drastis jika ada anggota komite yang keluar.
Senada dengan Cak Kardi, peneliti senior dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Krisitadi mengatakan PD sedang mempertaruhkan namanya melalui konvensi.
"Partai Demokrat jangan sampai bermain api karena konvensi calon presiden itu mempertaruhkan nama baik partai," katanya.
Menurut Kristiadi, apabila Partai Demokrat sampai bermain api dengan berbagai keputusan konvensi yang kontroversial dan tidak demokratis maka popularitas dan elektabilitasnya akan menurun karena publik akan tahu seperti apa prosesi konvensi yang tidak fair. (Antara)
Konvensi Capres Bisa jadi Blunder bagi Demokrat
Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat dan peneliti politik Sukardi Rinakit menilai Konvensi Partai Demokrat yang bersifat semi-terbuka bisa menjadi blunder apabila terdapat anggota komite konvensi yang memutuskan keluar dari keanggotaan."Partai Demokrat bisa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium