BISNIS.COM, SEMARANG-Kementerian Pertahanan ikut memantau perkembangan penyelidikan kasus dugaan pencurian sebanyak 250 batang bahan peledak jenis dinamit milik PT Multi Nitrotama Kimia (MNK).
"Kita ikut memantau penyelidikan kasus pencurian dinamit, terutama dari aparat teritorial kita mulai dari Jawa Barat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Semarang, Sabtu (29/6/2013).
Menurut Purnomo, pihaknya sudah meminta jajaran kepolisian agar menelusuri dan menyelidiki sampai tuntas kasus hilangnya ratusan batang dinamit yang akan digunakan untuk kegiatan pertambangan itu.
"Sejauh ini kita belum mendapat laporan dari kepolisian mengenai perkembangan penyelidikannya," ujar Purnomo.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik terkait dengan kasus tersebut karena petugas kepolisian telah mengambil langkah-langkah preventif.
Sebanyak dua boks berisi 250 batang dinamit hilang dalam perjalanan dari gudang PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) di Subang menuju ke PT Batu Sarana Persada di Bogor, Jawa Barat.
Hilangnya ratusan dinamit itu setelah dilakukan pengecekan oleh kru dan kepala teknik tambang PT Batu Sarana Persada, dimana terpal truk pengangkut dinamit sobek dan setelah dicek ternyata dua dus berisi dinamit seberat 50 kilogram telah hilang.
Berdasarkan penyelidikan sementara, kepolisian menduga pelaku pencurian 250 batang dinamit itu adalah kawanan bajing loncat yang sering beraksi di jalur yang dilalui truk pengangkut dinamit.(antara/yus)
250 DINAMIT HILANG: Kemenhan Minta Warga Tidak Panik
BISNIS.COM, SEMARANG-Kementerian Pertahanan ikut memantau perkembangan penyelidikan kasus dugaan pencurian sebanyak 250 batang bahan peledak jenis dinamit milik PT Multi Nitrotama Kimia (MNK)."Kita ikut memantau penyelidikan kasus pencurian dinamit,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
25 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
55 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Ganjar Kritisi Kenaikan Tarif PPN 12%, Begini Katanya
1 jam yang lalu
MA Tolak Kasasi Sritex (SRIL), Status Pailit Inkrah!
1 jam yang lalu