Bisnis.com, TANGERANG – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh anak Indonesia, termasuk ibu hamil, mendapatkan akses pangan yang layak.
Prabowo menyebut, hingga saat ini program makan bergizi gratis (MBG) telah menjangkau lebih dari 23 juta penerima manfaat.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat membuka Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Otonomi Expo 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (28/8/2025).
“Hari ini saya dapat laporan dari Kepala BGN sudah 23 juta penerima manfaat, termasuk ibu-ibu yang sedang hamil. Sudah ada 6.610 dapur [SPPG] yang beroperasi, dengan melibatkan 50 orang di tiap desa,” ujarnya.
Dia menargetkan jumlah tersebut terus bertambah hingga akhir tahun. Secara riil, kata Prabowo, lantaran data yang setiap hari terus meningkat target sampai penghujung Desember 2025 dari pemerintah adalah 82,9 juta penerima manfaat, khususnya semua anak Indonesia termasuk ibu hamil.
Prabowo menambahkan, keberhasilan program ini bahkan menarik perhatian dunia internasional. Dia mencontohkan pengalaman Brasil yang membutuhkan lebih dari satu dekade untuk menjangkau puluhan juta penerima manfaat.
Baca Juga
“Negara seperti Brasil, presidennya cerita pada saya, butuh 11 tahun mencapai 40 juta. Kita diuntungkan teknologi, tapi tidak gampang menjangkau semua desa dan pulau terpencil,” jelasnya.
Meski menghadapi tantangan geografis, Prabowo menegaskan tekad pemerintah untuk melindungi seluruh anak bangsa. Kepala negara juga menekankan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika Indonesia terbebas dari kelaparan.
“Tidak boleh ada anak Indonesia yang berangkat sekolah tanpa makan yang baik. Minimal di sekolah mereka harus makan yang baik. Kemampuan kita baru bisa memberi satu kali makan, tapi itu sudah prestasi luar biasa bagi republik kita,” ungkapnya.
Kendati demikian, dia mengakui adanya aspirasi masyarakat agar bantuan makan bergizi gratis diberikan dua kali sehari. Namun Prabowo menegaskan hal itu membutuhkan perhitungan matang.
“Dasar RI sudah diberi satu makan, tetapi sudah ada yang mengajukan, ‘Pak kalau bisa dua kali.’ Kalau begitu APBN bisa jebol. Ini perjuangan, dananya dari mana? Dari efisiensi,” pungkasnya.