Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) itu resmi menambah amanat atau jabatan barunya seusai pembacaan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 77P tahun 2025 tentang pengangkatan Kepala Badan Industri Mineral.
Sekadar informasi, sosok akademisi asal Institut Teknologi Bandung (ITB) ini dikenal luas sebagai ilmuwan nanoteknologi yang telah menorehkan prestasi riset di tingkat nasional maupun internasional.
Brian lahir di Jakarta pada 27 Juli 1975. Dia menamatkan pendidikan Sarjana Teknik Fisika di ITB pada 1999, sebelum melanjutkan studi magister dan doktoralnya di University of Tokyo, Jepang, hingga meraih gelar Ph.D. pada 2005.
Sejak itu, karier akademiknya menanjak pesat. Dia menjadi guru besar di Fakultas Teknologi Industri ITB dan dipercaya sebagai Dekan FTI periode 2020–2024, kemudian menjabat Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB untuk periode 2025–2029.
Fokus riset Brian berada pada pengembangan sensor berbasis nanoteknologi untuk berbagai kebutuhan strategis, mulai dari deteksi gas berbahaya, pengendalian polusi, hingga diagnosis penyakit seperti kanker, hepatitis, dan demam berdarah. Sejak 2021, dia juga dipercaya sebagai Visiting Professor di University of Tsukuba, Jepang.
Rekam jejak ilmiahnya terbilang gemilang. Hingga kini, Brian telah menerbitkan lebih dari 300 publikasi di jurnal internasional bereputasi, dengan ribuan sitasi yang menjadikannya salah satu ilmuwan Indonesia paling berpengaruh di bidang nanoteknologi. Namanya bahkan masuk daftar 2% peneliti paling berpengaruh di dunia versi Stanford University pada 2024. Dia juga peraih Habibie Prize 2024 untuk bidang ilmu rekayasa.
Di luar dunia akademik, Brian aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Dia menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Cibeunying Kaler dan Ketua Lembaga Kajian Kerja Sama Strategis (LKKS) PWM Jawa Barat periode 2023–2027.