Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan alasan di balik kenaikan anggaran perlindungan sosial (perlinsos) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 menjadi Rp508,2 triliun.
Sebagaimana diketahui, anggaran perlinsos 2026 dirancang naik dari tahun-tahun sebelumnya pada masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Meski demikian, Gus Ipul mengklaim bahwa target penerima manfaat dari anggaran perlinsos itu tidak berubah dari tahun lalu. Setidaknya, apabila mengacu pada anggaran yang berada pada pagu Kementerian Sosial (Kemensos).
Misalnya, bantuan pangan non tunai alokasinya untuk 9,6 juta penerima, sedangkan Program Keluarga Harapan (PKH) 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kemudian, sembako disalurkan untuk 12,8 juta penerima.
"Jadi pada dasarnya sama," ujar Gus Ipul usai menghadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Adapun Gus Ipul belum menghitung keseluruhan anggaran untuk 2026. Namun, kenaikan dinilainya imbas dari kombinasi anggaran perlinsos dari beberapa kementerian yang sudah diintegrasikan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca Juga
"Ini sesuai dengan kebutuhan dan alokasi karena kita targeted, menyasar kepada mereka yang ada di desil terbawah, desil 1-4. Jadi, ini yang akan menjadi fokus pemerintah di masa yang akan datang," ucapnya.
Kendati demikian, Gus Ipul mengakui harusnya anggaran yang lebih terpusat atau targeted untuk perlinsos menjadi lebih efisien.
"Harusnya," kata pria yang juga Sekjen PBNU itu.