Bisnis.com, PEVEK—Raksasa nuklir Rusia, Rosatom, memiliki sayap bisnis sebagai operator pelayaran Rute Laut Utara (The Northern Sea Route/NSR) dengan mengendalikan enam pelabuhan enam pelabuhan utama, salah satunya Pevek Sea Port, yang berada di Laut Siberia Timur.
Bisnis bersama sejumlah media dari Asia dan Afrika diberikan kesempatan berkunjung ke Pevek, Rusia, untuk melihat operasional pembagkit listrik apung bertenaga nuklir pertama di dunia, FNPP Akademik Lomonosov. Salah satu agendanya adalah meninjau Pevek Sea Port.
Jumat (27/6/2025) tampak para pekerja tengah bekerja keras di tenggah terpaan udara dingin di Pevek Sea Port. Mereka sedang berkejaran dengan datangnya musim panas untuk merampungkan perluasan kapasitas pelabuhan.
Otoritas pelabuhan tengah melakukan pengerasan dermaga yang terlihat beberapa sudah rusak dan akan memperbaiki crane pengangkut peti kemas. Hal itu dilakukan karena di Pevek akan ada peningkatan kapasitas tambang.
“Kami berkejaran dengan waktu untuk menyelesaikan pengerasan dermaga musim ini, kalau untuk crane kemungkinan selesai tahun depan,” kata Valery Lysenko, Deputy Technical Director for Operation of the Pevek Seaport kepada wartawan.
Baca Juga
Valery menyampaian pada tahun ini total angkutan kargo ditargetkan sebesar 490.000 ton, tetapi realisasi diperkirakan melebihi 500.000 ton. Dengan adanya perbaikan itu, pada tahun depan ditargetkan mencapai 1,5 juta ton kargo dikapalkan dari pelabuhan itu.
Pelabuhan Pevek adalah salah satu dari 6 pelabuhan utama yang terletak di Rute Laut Utara dan satu-satunya pelabuhan yang beroperasi di Distrik Otonomi Chukotka, yang terletak di Teluk Chaunskaya di Laut Siberia Timur.
Pelabuhan ini merupakan pusat transportasi terpenting bagi distrik Chaunsky dan Bilibino, yang terisolir dari kereta api dan jalan raya. Pelabuhan ini terbuka untuk semua jenis kapal dan beroperasi selama periode navigasi musim panas dari Juli hingga Oktober.
Selama navigasi 2024, pelabuhan ini menangani lebih dari 555.000 ton kargo. Omzet kargo meliputi, produk minyak bumi (177.600 ton), kargo umum (234.650 ton), kontainer (7.225 teus), batu pecah (18.002 ton) dan batu bara (3.000 ton).
Pada tahun lalu periode navigasi selama 154 hari melayani 82 kapal. Lalu lintas pelabuhan Pevek diperkirakan akan tumbuh hingga 2 juta ton per tahun.
Pelabuhan ini memiliki empat tempat berlabuh dan dermaga tambahan. Tempat berlabuh pertama digunakan untuk membongkar batu bara. Kedua dan ketiga untuk menangani kargo umum dan bahan bangunan mineral.
Keempat untuk membongkar produk minyak dari kapal tanker. Kelima tempat berlabuh di wilayah perairan dengan kedalaman 15 hingga 30 meter, yang ditujukan untuk berbagai jenis kapal, termasuk kapal tanker dan kapal dengan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pada 2026, Pelabuhan Pevek akan menerima tambahan daya 2 megawatt dari pembangkit listrik tenaga nuklir terapung Akademik Lomonosov. Peningkatan kapasitas energi dikaitkan dengan peningkatan perputaran kargo, khususnya, dengan peningkatan pangsa kontainer dan kargo berpendingin.
Sebagai informasi, Rute Laut Utara adalah rute pelayaran terpendek antara bagian barat Eurasia dan kawasan Asia-Pasifik. Rute ini kurang popular dibandingkan via Terusan Zues, jalur itu cuacanya sangat ekstrem dengan laut beku.
Padahal, rute ini diklaim mampu memangkas melalui Terusan Suez hingga 30%-40% dengan panjang sekitar 5.600 km. NSR melewati lautan Samudra Arktik (Laut Kara, Laut Laptev, Laut Siberia Timur, dan Laut Chukchi).
Pada 2018, Rosatom ditunjuk sebagai operator infrastruktur NSR. Rencana pengembangan NSR hingga 2035 mulai dari pembangunan kapal pemecah es, hidrografi, dan penyelamatan hingga penciptaan pelabuhan dan layanan digital untuk meningkatkan efisiensi navigasi.
Saat ini Atomflot, anak usaha Rosatom yang mengelola NSR, memiliki 8 kapal pemecah es termasuk tenaga nuklir. Daya kapal pemecah es bertenaga nuklir dapat mengatasi es setebal tiga meter dan dapat beroperasi hingga 7 tahun tanpa mengisi ulang bahan bakar.