Bisnis.com, JAKARTA — Militer Iran memperingatkan Amerika Serikat soal campur tangannya dalam perang dan berada di pihak Israel. Mereka memberikan peringatan langsung kepada Presiden AS Donald Trump.
Juru bicara Markas Pusat Khatam al-Anbiya, Ebrahim Zolfaqari, menjelaskan bahwa tindakan Amerika Serikat (AS) yang menyerang fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu membuat cakupan target yang sah bagi angkatan bersenjata Iran semakin luas.
Dia pun memperingatkan bahwa AS akan menerima konsekuensi berat akibat tindakan itu, dan Iran dengan tegas akan melakukan operasi kuat.
"Tuan Trump, si penjudi, Anda mungkin memulai perang ini, tetapi kamilah yang akan mengakhirinya," kata Zolfaqari dalam bahasa Inggris di akhir pernyataan yang direkamnya, dikutip dari Reuters pada Senin (23/6/2025).
Reuters melaporkan bahwa pada hari ini Israel menyerang enam bandara di wilayah barat, timur, dan tengah Iran. Serangan itu terjadi setelah aksi militer Barat terbesar di Iran sejak 1979, karena AS bergabung dengan Israel untuk menyerang Iran.
Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine menjelaskan bahwa AS meluncurkan 75 amunisi berpemandu presisi, termasuk bom penghancur bunker dan lebih dari dua lusin rudal Tomahawk terhadap tiga lokasi nuklir Iran. Namun demikian, pihak Iran menyebut bahwa tidak ada radiasi nuklir akibat serangan tersebut karena fasilitas telah diamankan terlebih dahulu.
Baca Juga
Sebagai respons atas serangan AS dan Israel, Parlemen Iran menyetujui langkah untuk menutup Selat Hormuz. Press TV Iran mengatakan bahwa setiap langkah tersebut akan memerlukan persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, sebuah badan yang dipimpin oleh orang yang ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Saat Teheran mempertimbangkan pilihannya, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Senin (23/6/2025) waktu setempat. Kremlin memiliki kemitraan strategis dengan Iran, tetapi juga memiliki hubungan dekat dengan Israel.
Berbicara di Istanbul pada Minggu (22/6/2025), Araqchi mengatakan negaranya akan mempertimbangkan semua kemungkinan tanggapan dan tidak akan kembali ke jalur diplomasi sampai negara itu membalas.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk serangan AS yang menurutnya telah merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, dan memperingatkan tentang konflik yang menyebar di Timur Tengah.
Dewan Keamanan PBB bertemu pada Minggu (22/6/2025) untuk membahas serangan AS. Sementara itu, Rusia, China, dan Pakistan mengusulkan agar badan yang beranggotakan 15 negara itu mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Timur Tengah.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pemboman AS di Iran menandai perubahan yang berbahaya di kawasan itu.