Pentingnya Selat Hormuz
Apabila jalur terganggu, akan timbul kenaikan biaya pengiriman dan menyebabkan keterlambatan pasokan.
Pada 2024 dan kuartal pertama tahun 2025, EIA mencatatkan lebih dari seperempat perdagangan minyak maritim global mengalir melalui Selat Hormuz, yang setara dengan sekitar seperlima dari konsumsi minyak dan minyak bumi di seluruh dunia.
Badan tersebut memperkirakan sekitar 20 juta barel minyak telah melewati selat tersebut setiap hari sejak setidaknya tahun 2020, dengan data pelacakan kapal tanker menunjukkan hampir 40% barel tahun lalu diekspor dari Arab Saudi — yang terbanyak dari negara mana pun.
Bersama dengan minyak mentah dan produk minyak bumi, selat tersebut juga memungkinkan sekitar seperlima dari perdagangan gas alam cair dunia pada tahun 2024, yang terutama berasal dari Qatar, kata EIA.
Dampak Selat Hormuz Ditutup
Gangguan pada aliran minyak melalui selat tersebut akan berdampak buruk pada beberapa pasar, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan, yang mengimpor sebagian besar minyak dan gas yang melewatinya pada tahun 2024.
Di AS, lembaga tersebut melaporkan bahwa impor minyak melalui Selat Hormuz hanya mencapai 7% dari total impor minyak negara tersebut dan 2% dari konsumsi minyak bumi cairnya selama periode yang sama.
Baca Juga
Namun, para pejabat memperingatkan bahwa gangguan apa pun terhadap aliran minyak melalui selat tersebut dapat secara luas mengganggu pasar energi dan ekonomi internasional.
Hal ini pun bisa menyebabkan terhambatnya pasokan dan mungkin naiknya harga minyak dan gas dunia.