Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak menantang sejumlah pihak untuk membuktikan keterlibatan prajurit dalam kasus dugaan intimidasi terhadap penulis opini di kolom media.
Maruli menekankan bahwa jika terbukti ada intimidasi dari prajurit TNI, maka pihaknya akan tegas mengevaluasi prajurit tersebut.
“Kalau ada bukti, ada perkembangan situasi terkesan bahwa kita memberi intimidasi, berarti itu langsung evaluasi. Silakan dibuktikan,” tegasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Lebih lanjut, dia juga tak ambil pusing soal adanya dugaan intimidasi terhadap penulis opini tersebut yang tulisannya disebut-sebut mengkritisi penunjukan purnawirawan Letjen Djaka sebagai Dirjen Bea dan Cukai serta isu meritokrasi di TNI.
“Tidak mungkin anggota TNI terlibat hal-hal seperti itu [mengintimidasi]. Aduh capek kita juga ngapain ngurusin kayak gituan. Udah kebanyakan kerjaan nih. Anggota kita udah ngurusin pertanian, udah ini segala. Mau nulis-nulis opini-opini lagi, ya udah silakan aja,” tutur Maruli.
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menekankan bahwa pemerintah tidak pernah memiliki masalah dengan tulisan-tulisan opini, bahkan yang sangat kritis sekalipun.
Baca Juga
Hasan juga menyinggung bahwa dalam beberapa kasus, termasuk ketika ada mahasiswa yang membuat meme satir terhadap pemerintah, pendekatan yang diambil adalah pembinaan, bukan penghukuman.
“Kalau perlu naikin lagi aja tulisannya, dipasang lagi aja tulisannya,” ucapnya.
Sekadar informasi, saat ini ada dugaan intimidasi terhadap seorang penulis artikel opini yang dimuat di salah satu media daring.
Menurut laporan yang beredar, penulis tersebut mendapat tekanan usai memuat tulisan kritis terkait pengangkatan pejabat tertentu di Kementerian Keuangan.