Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Tarif dengan AS, Xi Jinping Ajak Kerja Sama Lebih Kuat dengan Vietnam

Imbas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden China Xi Jinping menyerukan kerja sama yang lebih kuat dengan Vietnam.
Presiden China Xi Jinping menyampaikan pesan Tahun Baru melalui China Media Group dan Internet pada Minggu malam (31/12/2023) di Beijing untuk menyambut Tahun Baru 2024. Dok Xinhuan
Presiden China Xi Jinping menyampaikan pesan Tahun Baru melalui China Media Group dan Internet pada Minggu malam (31/12/2023) di Beijing untuk menyambut Tahun Baru 2024. Dok Xinhuan

Bisnis.com, JAKARTA - Imbas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden China Xi Jinping menyerukan kerja sama yang lebih kuat dengan Vietnam

Kementerian Luar Negeri China pada Senin (14/4/2025) menuturkan bahwa sang Negeri Tirai Bambu ingin memiliki kerja sama industri dan rantai pasokan yang lebih kuat dengan Vietnam, dan kolaborasi yang lebih luas di bidang-bidang yang sedang berkembang. 

Pernyataan tersebut muncul saat Xi memulai lawatan ke tiga negara Asia Tenggara pekan ini, yakni Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Di Vietnam, Xi dijadwalkan berada pada 14-15 April 2025.

Kunjungan ini dilakukan di tengah eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Pada Jumat lalu (11/4) China menaikkan tarif impor atas produk-produk dari AS hingga 125% sebagai respons atas kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap produk China.

Dalam pernyataannya, Xi juga menekankan pentingnya memperkuat koordinasi melalui sejumlah forum regional seperti Kerja Sama Asia Timur dan Kerja Sama Lancang-Mekong.

“[Upaya tersebut diperlukan untuk] menyuntikkan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dalam dunia yang kacau dan saling terkait,” tutur Xi dilansir dari Reuters, Senin (14/4/2025).

Xi juga menegaskan bahwa tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif. Proteksionisme juga disebut tidak memiliki jalan keluar, tanpa menyebut AS secara khusus. 

"Kita harus dengan tegas menjaga sistem perdagangan multilateral, menjaga stabilitas rantai industri dan pasokan global, dan memelihara lingkungan internasional untuk kerja sama terbuka," pungkasnya. 

Sebagai informasi, China telah berupaya untuk mendahului para negosiator AS, dengan mengadakan panggilan video dengan Uni Eropa dan Malaysia, yang menjadi ketua ASEAN tahun ini, serta Arab Saudi dan Afrika Selatan dengan cara menjangkau negara-negara Teluk dan negara-negara G20 serta BRICS.

Menurut sumber dan dokumen pemerintah yang dilihat Reuters, Vietnam siap menindak barang-barang China yang dikirim ke AS melalui wilayahnya dan akan memperketat kontrol atas ekspor sensitif ke China. Upaya ini dilakukan dengan harapan untuk menghindari tarif hukuman AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper