Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Bombardir Kyiv dengan Rudal dan Drone, Korban Jiwa Berjatuhan

Rusia melakukan serangan besar-besaran lewat rudal dan drone ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv. Satu orang meninggal atas serangan tersebut
Ilustrasi kondisi Kota Kiev, Ukraina, usai dibombardir oleh Rusia./Reuters
Ilustrasi kondisi Kota Kiev, Ukraina, usai dibombardir oleh Rusia./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA —  Serangan rudal Rusia ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv, menelan satu korban jiwa dan tiga orang luka-luka. Tensi perang Rusia-Ukraina memanas pada Minggu (6/4/2025).

“Rusia pada dini hari ini melancarkan serangan besar-besaran ke seluruh Ukraina menggunakan rudal balistik, rudal jelajah, dan drone," kata wakil perdana menteri pertama Yulia Svyrydenko dikutip dari CNA, Senin (7/4/2025).

Serangan tersebut membuat Kyiv porak-poranda. Terjadi ledakan besar. Data sementara menyebut satu orang tewas atas serangan ke Kyiv dan tiga orang terluka. 

Sementara warganet menyebut korban tewas mencapai 12 orang.

Layanan darurat mengatakan bahwa selama serangan, kebakaran terjadi di Kyiv di gedung-gedung non-perumahan, merusak pusat bisnis bertingkat, pabrik furnitur, dan gudang.

Layanan darurat memposting video asap mengepul dari puing-puing hangus, sebuah hanggar yang hancur, dan sebuah gedung administrasi bertingkat besar dengan atap robek dan jendela pecah.

Semalam, Rusia menyerang Ukraina dengan 23 rudal jelajah dan balistik serta 109 drone, kata angkatan udara Ukraina, menyebabkan kerusakan di enam wilayah.

Angkatan udara mengatakan pihaknya menembak jatuh 13 rudal dan 40 drone, sementara 54 lainnya tidak menyebabkan kerusakan.

Di wilayah selatan Kherson, sebuah drone menewaskan seorang pria berusia 59 tahun, sementara di wilayah timur laut Kharkiv dekat perbatasan dengan Rusia, dua orang terluka dalam serangan menggunakan bom udara terarah, kata para pejabat regional.

Di wilayah barat Ukraina, Khmelnytsky, pihak berwenang mengatakan pertahanan udara menghancurkan sebuah rudal tetapi pecahan yang jatuh merusak sebuah rumah dan seorang wanita terluka.

Serangan itu terjadi ketika Presiden AS Donald Trump mendorong gencatan senjata parsial antara Rusia dan Ukraina, lebih dari tiga tahun setelah invasi skala penuh Moskow, dan berupaya mencairkan hubungan dengan Kremlin.

Serangan terbaru terjadi dua hari setelah serangan rudal di kota Kryvyi Rig di Ukraina tengah menewaskan 18 orang termasuk sembilan anak-anak pada Jumat malam.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam kedutaan besar AS yang memberi pernyataan normatif dan menganggap lumrah atas serangan rudal mematikan Rusia di kota kelahiran Zelensky.

Dalam pernyataan emosional di media sosial, Zelensky menuduh kedutaan besar AS menghindari penyebutan Rusia sebagai agresor.

"Sayangnya, reaksi kedutaan besar Amerika sangat mengejutkan: negara yang begitu kuat, rakyat yang begitu kuat -- dan reaksi yang begitu lemah. Mereka bahkan takut untuk mengucapkan kata 'Rusia' ketika berbicara tentang rudal yang menewaskan anak-anak,”  tulis Zelensky.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper