Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar memastikan Jemaah Haji Indonesia tidak menempati kawasan Mina Jadid pada musim haji 2025. Kepastian ini didapat setelah melakukan lawatan ke Arab Saudi dan penandatanganan MoU.
“Secara umum, semua sudah selesai, tinggal menyelesaikan beberapa detail kecil. Selanjutnya kita akan berfokus pada persiapan di Tanah Air,” ujarnya dikutip dari Kemenag pada Kamis (16/1/2025).
Nasaruddin mengungkapkan salah satu kabar baik yang diperoleh dari kunjungannya ke Arab Saudi adalah soal kepastian lokasi penempatan tenda jemaah haji Indonesia di Mina.
Disebutnya, Indonesia mengajukan permintaan ke Arab Saudi supaya jemaah haji Indonesia tidak ditempatkan di lingkungan Mina Jadid, untuk menghindari perdebatan terkait masalah khilafiah.
“Walaupun secara mazhab modern tidak ada masalah, kami tetap meminta penempatan di Mina sebagai prioritas,” jelasnya.
Seperti diketahui, perdebatan soal Mina Jadid terjadi luas di Tanah Air. Kawasan ini adalah perluasan area Mina. Keberadaan kawasan tempat jemaah haji melakukan mabit ini adalah ijtihad kontemporer seiring dengan bertambahnya jumlah jemaah haji, sementara area Mina tidak bertambah, mulai dari zaman rasul, hingga kini.
Baca Juga
Terhadap masalah ini, para ulama berijtihad. Menurut para ulama, perluasan Mina itu pada hakikatnya mirip perluasan tempat shalat, misalnya, pada pelaksanaan Shalat Jumat. Saat masjid penuh, maka pelaksanaan Shalat Jumat di luar masjid itu dimungkinkan untuk dilakukan. Syaratnya ittishal (menyambung).
Tentu, dalam kondisi normal, kita tidak boleh shalat di jalanan. Sebagaimana dalam posisi normal, kalau Mina kosong, kita tidak boleh mabit di luar Mina. Akan tetapi karena posisi Mina sudah penuh, untuk menjaga kemashlahatan umum, maka bagi yang tidak memperoleh tempat di Mina, dapat menempati di perluasan Mina.
Indonesia Tempati Zona 3 dan 4 di Mina
Menag mengatakan sebagaimana tahun sebelumnya, pada musim haji 2025, jemaah haji Indonesia rencananya akan menempati zona 3 dan 4 yang berada dalam wilayah Mina.
Lebih jauh, Imam Besar Masjid Istiqlal ini berkomitmen untuk menjalankan penyelenggaraan ibadah haji 1446H/2025M secara profesional. Dia pun memastikan tidak ada praktik-praktik yang menyimpang.
“Kami berusaha memenuhi harapan masyarakat dan konstitusi untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa, terkait harapan presiden agar biaya haji lebih murah dan pelayanan lebih baik tahun ini, Insya Allah dapat terwujud,” pungkasnya.
Empat bulan menjelang keberangkatan ibadah haji 2025, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menyampaikan tiga pesan penting kepada calon jemaah haji.
Pertama, Nasaruddin mengingatkan agar jemaah haji dapat menyiapkan kondisi fisiknya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan di Arab Saudi, terutama perubahan cuaca menjadi tantangan sendiri dalam pelaksanaan ibadah haji.
Kedua, dia juga menekankan pentingnya mematuhi arahan petugas haji, terutama terkait barang bawaan. Dia mengingatkan calon jemaah haji harus fokuskan niat hanya untuk beribadah, bukan untuk hal-hal lain.
Ketiga, dalam upaya meningkatkan pemahaman jemaah, Nasaruddin menyatakan bahwa pemerintah telah memperbarui materi manasik haji.
“Insya Allah, kami akan memperbaiki manasik haji dengan menambahkan nilai filosofis, tasawuf, dan fikih, sekaligus informasi teknis yang perlu diingat oleh jemaah. Dengan demikian, pelaksanaan ibadah haji tahun ini diharapkan melahirkan haji yang mabrur,” tuturnya.
