Bisnis.com, JAKARTA - Gunung Lewotobi, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, erupsi pada senin (4/11) pukul 02.58 WITA.
Letupan pertama kali terdengar pada minggu (3/11) pukul 23.57 WITA. Ini telah menjadi kali kedelapan Gunung formasi ganda: Lewotobi Laki-Laki dan Perempuan erupsi.
Pada erupsi hari ini, terdapat 9 korban yang diidentifikasi salah satunya merupakan seorang suster biara. Para korban meninggal diketahui akibat dari hujan batu hasil erupsi yang disertai dengan debu dan suhu panas. Memang sepanjang sejarahnya Gunung kembar ini memiliki partisipasi atas pembentukan ekosistem serta pengaruh kepada kehidupan masyarakat lokal.
Sejarah Gunung Lewotobi
Dilansir dari volcano.si.edu Senin, (4/11/24) erupsi Gunung Lewotobi perempuan telah tercatat sejak era kolonial Belanda pada tahun 1921, kala itu terjadi hujan debu dan batu di area gunung. Beberapa tahun setelahnya terjadi letupan gas pada tahun 1932 pada Gunung Lewotobi Laki-laki. Setahun kemudian Lewotobi laki-laki kembali melakukan letupan abu yang lebih besar tahun 1933.
Tidak hanya itu, tahun 1935, Gunung Lewotobi Perempuan juga melakukan erupsi asap yang keluar dari kawah B dengan suara gemuruh besar. Pada tahun 1991 Lewotobi Laki-laki kembali meletus dengan intesitas yang berbahaya pada bulan mei dan juni.
Lewotobi laki-laki kembali melakukan aktivitas vulkanik berbahaya delapan tahun setelahnya yaitu tahun 1999, dengan letusan lava pijar yang menyebabkan kebakaran hutan sejauh 2,5 km. Selama ini Gunung Lewotobi laki-laki memang sering menimbulkan kekhawatiran karena potensi bahayanya.
Aktivitas vulkanik seperti lontaran material, aliran lava, serta abu amat merusak lahan pertanian dan menimbulkan ancaman bagi penduduk sekitarnya. Dilansir dari akun akun x/twitter @karakasyakup, lewat cuplikan video terlihat kondisi jalan dan rumah, hancur dipenuhi abu vulkanik.
Masih berlanjut, gunung Lewotobi pada 2002 dan 2003 serta 2023 lalu, kondisi letusan yang terjadi pada hari ini telah memberikan situasi baru yakni AWAS (level 4). Pemerintah lewat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi juga telah mengeluarkan press rilis yang menandakan zona merah pada area kaki gunung Lewotobi laki-laki dan perempuan. (Enrich Samuel K.P)