Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Minta Tentara Rusia Ditambah hingga 1,5 Juta, Siaga PD III Pecah?

Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan dekrit baru untuk menambah jumlah tentara militer menjadi 1,5 juta.
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat konferensi pers setelah pertemuan puncak para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Bishkek, Kyrgyzstan, 13 Oktober 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat konferensi pers setelah pertemuan puncak para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Bishkek, Kyrgyzstan, 13 Oktober 2023. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan dekrit baru untuk menambah jumlah tantara negaranya pada Senin (16/9/2024).

Ia memerintahkan militer Rusia untuk menambah jumlah pasukannya sebanyak 180.000 menjadi total 1,5 juta, karena aksi militer Moskow di Ukraina berlarut-larut selama lebih dari dua setengah tahun.

Keputusan presiden yang dipublikasikan di situs resmi pemerintah ini akan mulai berlaku pada 1 Desember, mengutip dari Euronews.

Perjanjian tersebut menetapkan jumlah keseluruhan personel militer Rusia hampir 2,4 juta – termasuk 1,5 juta tentara – dan memerintahkan pemerintah untuk menyediakan dana yang diperlukan.

Pada Juni, Putin mengatakan jumlah tentara yang terlibat dalam perang Rusia di Ukraina hampir 700.000, atau lebih dari separuh tentara aktif.

Kemudian pada Desember lalu, tentara Rusia juga mengalami peningkatan jumlah. Di aman Putin menetapkan sebuah dekrit untuk menambah jumlah total personel militer Rusia sekitar 2,2 juta, termasuk 1,32 juta tentara.

Setelah memanggil 300.000 tentara cadangan dalam menghadapi serangan balasan Ukraina pada musim gugur tahun 2022, pihak berwenang Rusia telah beralih untuk mengisi barisan pasukan yang bertempur di Ukraina dengan tentara sukarelawan, yang tertarik dengan gaji yang relatif tinggi.

Sejumlah kritikus kemudian mengatakan bahwa Kremlin enggan memanggil lebih banyak pasukan cadangan, karena takut akan reaksi buruk yang serupa dengan yang terjadi pada tahun 2022 ketika ratusan ribu orang meninggalkan Rusia untuk menghindari dikirim ke medan perang.

Namun kekurangan personel militer disebut-sebut menjadi alasan utama di balik keberhasilan serangan Ukraina ke wilayah Kursk di Rusia yang diluncurkan pada 6 Agustus lalu.

Kremlin berusaha menghindari penempatan kembali pasukan dari Ukraina timur – tempat tentara Moskow melakukan serangan, dan memperoleh kemajuan secara bertahap namun stabil dalam beberapa bulan terakhir – dan mengandalkan bala bantuan dari daerah lain untuk membendung serangan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper