Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Laut China Selatan Kembali Panas, Kapal Filipina dan China Terlibat Tabrakan

Terjadi insiden kapal Filipina menabrak kapal China setelah diperingatkan oleh Penjaga Pantai (Coast Guard) China di wilayah Laut China Selatan.
Foto insiden tabrakan Kapal China dengan kapal Penjaga Pantai Filipina di perairan Laut China Selatan, Selasa (5/3/2024)./X-@jaytaryela
Foto insiden tabrakan Kapal China dengan kapal Penjaga Pantai Filipina di perairan Laut China Selatan, Selasa (5/3/2024)./X-@jaytaryela

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi Laut China Selatan (LCS) kembali memanas usai insiden kapal Filipina yang dituding sengaja menabrak kapal China setelah diperingatkan oleh Penjaga Pantai (Coast Guard) China.

Mengutip Reuters, dalam sebuah video singkat tentang insiden tersebut yang diunggah pada media sosial Penjaga Pantai China menunjukkan tabrakan itu terjadi sekitar pukul 03.24 pada hari Senin waktu setempat.

Dalam salah satu pernyataannya, Penjaga Pantai China mengatakan kapal Filipina yang sama kemudian memasuki perairan dekat Second Thomas Shoal setelah dicegah memasuki perairan Sabina Shoal.

Dua kapal Penjaga Pantai Filipina dimasuki secara ilegal ke perairan yang berdekatan dengan Sabina Shoal tanpa izin pada Senin dini hari, menurut juru bicara Penjaga Pantai China Gan Yu.

“Filipina telah berulang kali melakukan provokasi dan menimbulkan masalah, melanggar perjanjian sementara antara Tiongkok dan Filipina,” kata Gan, mengacu pada misi pasokan Filipina ke kapal yang berlabuh di Second Thomas Shoal.

Sementara itu, Juru bicara Penjaga Pantai Filipina tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Penjaga Pantai China mengatakan pihaknya mengambil tindakan pengendalian terhadap kapal-kapal Filipina sesuai dengan hukum dalam insiden Senin pagi. Mereka juga memperingatkan Filipina untuk segera menghentikan pelanggaran dan provokasi atau menanggung semua konsekuensinya.

Sementara itu, China dan Filipina mencapai kesepakatan sementara pada Juli lalu setelah perselisihan berulang kali di dekat Second Thomas Shoal. China telah dikritik tajam oleh negara-negara Barat karena agresinya dalam menghalangi upaya Filipina untuk memasok pasukan ke kapal angkatan laut yang sengaja dikandangkan 25 tahun lalu.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, termasuk kedua perairan dangkal tersebut, menolak keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag pada 2016 yang menyatakan bahwa klaim besar Beijing tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper