Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Bangladesh Paksa Keluar 3 Mahasiswa Pemimpin Unjuk Rasa dari RS

Pihak berwenang Bangladesh telah membawa dan menahan tiga mahasiswa yang memimpin unjuk rasa melawan diskriminasi kuota PNS.
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi dan pendukung Liga Awami di kawasan Rampura di Dhaka, Bangladesh. Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi dan pendukung Liga Awami di kawasan Rampura di Dhaka, Bangladesh. Reuters/Mohammad Ponir Hossain

Bisnis.com, JAKARTA — Pihak berwenang Bangladesh telah membawa dan menahan tiga orang mahasiswa, yang memimpin dan membantu mengoordinasikan unjuk rasa, untuk menentang pembatasan kuota pekerja pemerintah, dari sebuah rumah sakit.

Petugas dilaporkan memaksa tiga orang pemimpin gerakan mahasiswa melawan diskriminasi itu keluar dari rumah sakit Gonoshasthaya Kendra di Ibu Kota Dhaka, pada Jumat (26/7/2024). 

Polisi awalnya membantah bahwa Nahid Islam, Abu Bakar Mazumdar, dan Asif Mahmud ditahan. Namun Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan kemudian memberi keterangan. 

"Mereka sendiri merasa tidak aman. Mereka mengira ada orang yang mengancam mereka," katanya, dilansir Al-Jazeera, pada Minggu (28/7/2024). 

Meskipun Khan tidak mengonfirmasi ketiganya telah ditangkap secara resmi, tetapi dia mengatakan ketiganya perlu memberikan keterangan lebih lanjut. 

"Kami pikir demi keamanan mereka sendiri, mereka perlu diinterogasi untuk mengetahui siapa yang mengancam mereka. Setelah interogasi, kami akan mengambil tindakan selanjutnya," ujarnya. 

Pasukan keamanan juga menangkap seorang anak dari bangsal rumah sakit di daerah Dhanmondi dan menyita telepon ibu dan istri Nahid Islam, beserta telepon Mazumdar dan Mahmud.

Islam telah mengatakan bahwa dia takut akan keselamatan jiwanya setelah dibawa dari rumah seorang teman dan disiksa.

Setidaknya 150 orang tewas dan ribuan orang ditangkap sejak protes berubah menjadi kekerasan dalam unjuk rasa di Bangladesh. Protes mematikan telah terjadi berhari-hari di seluruh negeri di Bangladesh, dengan jam malam serta pemblokiran komunikasi diberlakukan di negara tersebut. 

Jam malam telah dilonggarkan setiap harinya, konektivitas internet terbatas telah dipulihkan dan sejumlah bisnis telah diizinkan untuk dibuka kembali.

Namun, banyak pembatasan masih diberlakukan di tengah penghentian protes oleh para pemimpin mahasiswa karena pertumpahan darah yang semakin memperburuk perekonomian. Bangladesh tengah menghadapi inflasi tinggi dan pengangguran di kalangan pemuda.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper