Bisnis.com, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mengaku belum menerima surat pemanggilan resmi meski dikabarkan akan menerima sanksi pada hari ini, Senin (21/8/2023).
Budiman menyatakan memang sudah menerima teguran secara personal dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto terkait tindakannya yang menyatakan dukungan ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Meski demikian, dia tak ada dipanggil untuk menerima sanksi.
"Saya belum bisa memberikan komentar karena memang belum ada surat pemanggilan kepada saya. Jadi baru peringatan dari Pak Sekjen secara personal dan belum ada surat pemanggilan," ujar Budiman saat dihubungi, Senin (21/8/2023).
Dia menjelaskan, apabila ada kader yang akan dikenai sanksi biasanya dipanggil terlebih dahulu melalui surat secara keorganisasian. Oleh sebab itu, Budiman memilih tak ke Kantor DPP PDIP pada hari ini.
"Tetapi jika ada surat pemanggilan resmi saya datang. Ada Majelis Kehormatan Partai, ya karenanya saya menunggu saja," jelasnya.
Lebih lanjut, aktivis pro-demokrasi '90-an ini belum mau beri komentar terkait dua pilihan yang diberikan kepadanya: mundur atau dipecat dari PDIP.
Baca Juga
Budiman menyatakan akan menunggu pemanggilan terlebih dahulu sehingga dirinya bisa memberikan penjelasan atas pernyataan dukungannya ke Prabowo beberapa waktu lalu. Apalagi, lanjutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah sebut pemimpin harus punya pandangan strategis.
"Saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari tiga tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ujar Budiman.
Sementara itu, PDIP menyatakan pihaknya akan lebih fokus membahas hasil survei Indikator Politik Indonesia dan Litbang Kompas pada hari ini ketimbang urusan Budiman.
"[Ada] kenaikan elektoral Ganjar Pranowo dan terjadi rebound. Berbeda dengan tren elektoral Prabowo yang sudah mentok dan menunjukkan tren penurunan. Itu lebih penting," ujar Kepala Sekretariat DPP PDI Perjuangan Adi Dharmo dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).
Padahal, sebelumnya Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya tak akan memberi toleransi lagi atas tindakan Budiman. Oleh sebab itu, PDIP hanya akan memberikan dua opsi kepada Budiman: antara keluar partai secara sukarela atau dipecat.
"Yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas, opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," jelas Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur, Balikpapan, Minggu (20/8/2023), dikutip dari rilis media PDIP.
Dia mengungkapkan, Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun akan mengumumkan nasib Budiman pada Senin (21/8/2023).
Meski demikian, pantuan Bisnis di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat hingga pukul 14.00 WIB, tak terlihat banyak aktivitas. Budiman juga tak terlihat datang ke markas PDIP itu.
Sebagai informasi, Budiman bersama Prabowo mendeklarasikan kelompok relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (18/8/2023).
Pada kesempatan, Budiman blak-blakan mendukung Prabowo sebagai calon presiden dalam kontestasi Pilpres 2024. Dia mengaku kagum dengan pemikiran Prabowo yang ditulis dalam buku Paradoks Indonesia.
“25 tahun yang lalu, Pak Prabowo menjalankan tugas negara, saya dan teman-teman menjalankan tugas sejarah. Dulu, terpaksa kita ada di kubu yang berbeda. Tapi setelah 25 tahun, saya terinspirasi setelah membaca buku ‘Paradoks Indonesia’ yang diberikan oleh Pak Prabowo, ditulis oleh Pak Prabowo,” jelas Budiman usai deklarasi relawan Prabu, dikutip dari rilis media Gerindra.