Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons/OPCW) Fernando Arias, menegaskan bahwa stok senjata kimia terakhir di semua negara anggota diverifikasi sudah dimusnahkan.
Dilansir dari TASS, Sabtu (8/7/2023), dia berkomentar menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa AS telah menyelesaikan penghancuran persediaan senjata kimianya.
"Saya mengucapkan selamat kepada semua Pihak Negara, dan Amerika Serikat dalam hal ini, atas pencapaian besar bagi komunitas internasional ini. Pengakhiran penghancuran semua cadangan senjata kimia yang dinyatakan merupakan tonggak penting bagi Organisasi [OPCW}. Ini adalah langkah penting menuju mencapai misinya untuk secara permanen menghilangkan semua senjata kimia," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sejak Negara Pihak Konvensi Senjata Kimia (CWC) mulai berlaku pada 1997, OPCW telah memverifikasi penghancuran 72.304,34 metrik ton senjata kimia yang ditimbun, yang dinyatakan oleh negara-negara di seluruh dunia.
OPCW akan terus memantau penutupan dua fasilitas pemusnahan terakhir di Pueblo dan Blue Grass di AS, termasuk pembuangan limbah hasil proses penghancuran.
Sebagai badan pelaksana Konvensi Senjata Kimia, OPCW, dengan 193 negara anggotanya, mengawasi upaya global untuk menghapuskan senjata kimia secara permanen.
Baca Juga
Sejak Konvensi mulai berlaku pada 1997, itu adalah perjanjian pelucutan senjata paling sukses yang menghilangkan seluruh kelas senjata pemusnah massal.
Atas upaya ekstensifnya dalam menghilangkan senjata kimia, OPCW menerima Hadiah Nobel Perdamaian 2013.