Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengimbau Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bersikap profesional menyikapi perbedaan waktu Hari Raya Iduladha 1444 H yang ditetapkan pemerintah dan Muhammadiyah.
Menurutnya, perbedaan tersebut sebaiknya dapat dimaknai oleh umat Islam di Indonesia sebagai wadah bagi mereka untuk meningkatkan rasa toleransi antarsesama.
Dirinya pun meyakini bahwa keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui sidang isbat maupun oleh ormas Islam lainnya tentu telah mencermikan semangat kebersamaan dan persaudaraan umat islam di Indonesia.
Meski demikian, Ketua Komisi VIII meminta agar Kementerian Agama (Kemenag) dapat terus membuka ruang diskusi dan dialog mengenai aspek keagamaan, terutama pembahasan terkait perbedaan metode penetapan Hari Raya umat muslim di Indonesia.
“Kita perlu saling mendengarkan, menghargai, dan mencari titik temu yang bisa menjadi dasar untuk penetapan waktu Iduladha di masa yang akan datang,” ujarnya di Auditorium H.M. Rasjidi, Jakarta Pusat, Minggu (18/6/2023).
Seperti diketahui, pemerintah melalui Sidang Isbat yang digelar oleh Kementerian Agama menetapkan bahwa Hari Raya Iduladha 1444 H akan diselenggarakan pada Kamis (29/6/2023).
Baca Juga
Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, keputusan tersebut ditetapkan usai pihaknya melakukan rukyatul atau pemantauan hilal di 99 titik di seluruh Indonesia serta hisab atau perhitungan astronomi pada beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada posisi 0 derajat 11,78 menit sampai 2 derajat 21,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,39 derajat sampai 4,93 derajat.
Hal ini menunjukkan bahwa posisi hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Singapura, dan Malaysia (MABIMS), yaitu hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat, maka dapat disimpulkan bahwa pergantian bulan Kamariyah telah terjadi.
Adapun kriteria tersebut merupakan acuan bagi negara-negara anggota MABIMS untuk menetapkan awal bulan Kamariah. Berbeda dengan pemerintah, Muhammadiyah akan melaksanakan ibadah Hari Raya Iduladha 1444 H pada Rabu (28/6/2023).
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, hal tersebut ditetapkan berdasarkan hasil pemantauan hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Berdasarkan pemantauan tersebut, diketahui bahwa tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta pada Minggu (18/6/2023) telah berada di atas ufuk, yang menandakan bahwa hilal sudah terlihat pada hari itu.
Selain itu, lanjutnya, Muhammadiyah juga telah mencatat fenomena ijtimak atau kondisi ketika bumi, bulan, dan matahari berada pada posisi garis bujur yang sama pada Minggu (18/6/2023) pukul 11.39 WIB.