Strain flu burung baru tersebut secara cepat menyebabkan wabah di Eropa dan Asia. Di Amerika Serikat (AS), virus ini pertama kali menyebar di bagian utara pada Desember 2021 dan menyebabkan wabah besar pada burung liar dan unggas sejak saat itu.
Selanjutnya, virus tersebut teridentifikasi di Amerika Selatan pada Desember 2022 dengan wabah dahsyat pada burung liar dan mamalia laut.
Hingga saat ini, hanya benua Australia dan Antartika yang bebas dari penyebaran virus tersebut.
Periset mengatakan, bahwa virus yang menyebabkan flu burung merupakan spesies yang sama dengan virus yang memicu timbulnya penyakit influenza atau flu musiman pada manusia, sejumlah hewan seperti babi, kuda, serta anjing.
Virus yang sangat berpotensi menular ke manusia ini membuat banyak ilmuwan merasa prihatin. Mereka lantas menyoroti kasus yang telah terdeteksi pada mamalia laut di Peru dan Inggris, rubah liar, sigung, berang-berang, kucing hutan, beruang, serta rakun di Amerika Utara dan sejumlah pertanian di Spanyol.