Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi polio, sebab virus polio awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.
Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).
Berikut adalah gejala kedua jenis polio tersebut:
Polio nonparalisis
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio ini muncul 6–20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan.
Gejala polio nonparalisis berlangsung selama 1–10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya. Gejala tersebut meliputi:
Demam
Sakit kepala
Radang tenggorokan
Muntah
Otot terasa lemah
Kaku di bagian leher dan punggung
Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai
Polio paralisis
Polio paralisis adalah jenis polio yang berbahaya, karena dapat menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejala awal polio paralisis serupa dengan polio nonparalisis. Namun, dalam waktu 1 minggu, akan muncul gejala berupa:
Hilangnya refleks tubuh
Ketegangan otot yang terasa nyeri
Tungkai atau lengan terasa lemah
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan anak ke dokter jika muncul gejala-gejala di atas. Meskipun jarang terjadi, polio paralisis dapat menyebabkan kelumpuhan dengan sangat cepat, bahkan hanya dalam hitungan jam setelah terinfeksi. Oleh sebab itu, tindakan medis perlu diberikan sesegera mungkin.
Diagnosis Polio
Polio dapat diketahui melalui pemeriksaan gejala, seperti kaku di bagian leher dan punggung, serta sulit menelan dan bernapas. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada refleks tubuh.
Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel dahak, tinja, atau cairan otak untuk mendeteksi keberadaan virus polio.
Pengobatan Polio
Hingga kini belum ada pengobatan yang efektif untuk menangani polio. Pengobatan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, mempercepat proses penyembuhan, dan mencegah komplikasi.
Dokter akan menganjurkan pasien untuk banyak beristirahat dan mengonsumsi cairan untuk meredakan gejala yang muncul. Selain itu, dokter akan memberikan obat-obatan berupa:
Obat pereda nyeri
Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri, sakit kepala, dan demam. Contoh obat ini adalah ibuprofen.
Obat antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang dapat menyertai polio, misalnya infeksi saluran kemih. Contoh antibiotik yang bisa diberikan adalah ceftriaxone.
Obat pelemas otot (antispasmodik)
Obat pelemas otot, seperti tolterodine dan scopolamine, digunakan untuk meredakan ketegangan pada otot. Kompres hangat juga dapat dilakukan untuk membantu meredakan tegang otot.
Pada pasien polio yang mengalami gangguan pernapasan, dokter akan memasang alat bantu napas. Operasi juga dapat dilakukan untuk memperbaiki kelainan bentuk lengan atau tungkai.
Guna mencegah hilangnya fungsi otot lebih lanjut, pasien juga akan disarankan untuk menjalani fisioterapi.