Bisnis.com, JAKARTA--Presiden AS Joe Biden mengutuk aksi penyanderaan selama 11 jam oleh warga Inggris di sebuah sinagog di Texas sebagai "tindakan teror".
Badan Intelijen Federal AS (FBI) menyatakan penyerang bersenjata di rumah ibadah kaum Yahudi itu bernama Malik Faisal Akram, seorang warga negara Inggris berusia 44 tahun.
Akram dinyatakan meninggal setelah FBI menyerbu sinagog Jemaat Beth Israel di pinggiran Dallas Colleyville pada Sabtu malam waktu setempat. Keempat sandera selamat dari penyanderaan dan tidak terluka, menurut polisi setempat.
Sumber keamanan Inggris mengkonfirmasi kepada The Guardian bahwa tersangka yang ditembak mati adalah penduduk Blackburn di Lancashire. Nama itu kemudian dikonfirmasi dalam sebuah pernyataan oleh Polisi Greater Manchester.
Penyanderaan dimulai saat kebaktian Sabtu pagi di sinagog Reformasi di kota yang makmur dengan sekitar 26.000 penduduk. Layanan itu disiarkan langsung di Facebook ketika seorang pria dengan aksen Inggris terdengar berteriak dari kamera. Beberapa jam kemudian dan polisi datang sekitar pukul 10.41 pagi.
Seorang sandera laki-laki, yang diyakini sebagai rabi sinagog, dibebaskan sekitar pukul 5 sore saat negosiasi berlanjut sepanjang hari.
Petugas FBI bersenjata menyerbu gedung dan menyelamatkan tiga sandera yang tersisa sekitar pukul 9 malam, kata pihak berwenang seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (17/1). Akan tetapi, rincian cara kematian Akram belum dirilis.
Polisi kontra terorisme di London mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengontak rekan-rekan mereka di AS pada hari Minggu ketika FBI mengkonfirmasi penyelidikan, tetapi menambahkan mereka yakin Akram bertindak sendiri.
Berbicara kepada wartawan, presiden Biden menggambarkan insiden itu sebagai "tindakan teror" dan menegaskan dia telah diberi pengarahan oleh Jaksa Agung AS, Merrick Garland.