Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara alasan pemerintah menghentikan kegiatan ekspor bahan mentah pada 2020.
Jokowi mengatakan Indonesia disebutkan selalu melakukan kegiatan ekspor bahan mentah sejak zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Oleh karena itu, pada 2020, Indonesia mulai mempertegas kegiatan ekspor Negara, di mana Nikel menjadi komoditas pertama yang dilarang ekspor sebelum diolah.
"Kita tidak ingin sejak VOC kita selalu mengirim bahan-bahan mentah, mengirim raw material ke luar negeri. Untuk menghasilkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya, sejak 2020 telah kita setop ekspor nikel bahan mentah," kata Jokowi saat memberikan sambutan di HUT ke-49 PDI-Perjuangan, dalam siaran YouTube PDI-Perjuangan, Senin (10/1/2022).
Sekadar informasi VOC adalah kongsi dagang terbesar untuk menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur untuk memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia. Kedatangan VOC dari Belanda ke Indonesia menjadi awal dari penjajahan di negeri ini.
Jokowi melanjutkan pemerintah akan terus menambah daftar komoditas yang akan dilarang sebelum diolah. Tahun ini, pemerintah akan melarang ekspor bahan mentah bauksit. Kemudian, tembaga pada tahun mendatang.
Dia pun mengklaim larangan ekspor telah membuahkan hasil, di mana pendapatan ekspor nikel meningkat dari Rp25 triliun menjadi Rp280 triliun usai pemerintah menyetop pengiriman bahan mentah.
"Lompatan yang sangat besar inilah yang ingin kita lakukan untuk bahan-bahan mineral yang kita miliki, baik itu nikel, bauksit, tembaga, timah, maupun emas, dan lain-lainnya," ujarnya.
Jokowi menjelaskan kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah membangun kemandirian bangsa. Dia ingin Indonesia punya posisi kuat dalam perdagangan global.
"Pemerintah juga terus berkomitmen dan bekerja keras untuk membangun kemandirian bangsa dan memperkokoh kepemimpinan Indonesia di masyarakat Internasional. Hilirisasi industri, industrialisasi, akan terus ditingkatkan," ungkapnya.