Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan bahwa kondisi perekonomian nasional kurang sehat akibat pandemi Covid-19.
Hal ini tercermin dari defisit APBN 2020 mencapai Rp956,3 triliun atau setara 6,09 persen dari produk domestik bruto.
Menutut Bamsoet, kondisi tersebut harus segera dipulihkan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian sehingga butuh peran serta semua pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan.
"Badan Pusat Statistik mencatat per Agustus 2020, sekitar 29,12 juta orang usia kerja terdampak pandemi Covid-19. Kadin Indonesia juga mengingatkan hingga Oktober 2020 sudah lebih dari 6,4 juta tenaga kerja yang dirumahkan. Tanpa gerak cepat dan dukungan semua pihak, tidak menutup kemungkinan angka pengangguran bisa tembus sepuluh juta lebih," katanya di Bali melalui keterangan pers, Sabtu (30/1/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan bahwa perlu penguatan struktur ekonomi dalam strategi kebijakan pemulihan perekonomian nasional. Antara lain melalui pembangunan kawasan industri, pembangunan ketahanan pangan melalui pengembangan food estate, pembangunan infrastruktur padat karya, serta peningkatan kapasitas teknologi informasi dan komunikasi untuk mengakomodasi tren digitalisasi pada berbagai sektor perekonomian.
"Tak kalah penting adalah keberpihakan terhadap sektor UMKM yang kondisinya sedang kritis. Menurut Asosiasi UMKM Indonesia, hingga awal September 2020 tercatat sekitar 30 juta UMKM mengalami kebangkrutan. Padahal, sektor UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, yang mampu menyerap 120 juta lebih angkatan kerja, dan memberikan kontribusi mayoritas pada Produk Domestik Bruto. Menyelamatkan UMKM, sama dengan menyelamatkan Indonesia," jelasnya.
Bambang menuturkan bahwa dengan telah dimulainya program vaksinasi Covid-19 secara bertahap diharapkan bakal membuka jalan bagi pemulihan kondisi perekonomian nasional. Namun, perlu disadari program ini tidak instan menghilangkan seluruh dampak pandemi Covid-19.
"Bukan berarti kita pesimis atau skeptis, namun justru meningkatkan kesadaran (awareness) atas berbagai potensi permasalahan yang mungkin timbul, dan menjadi cambuk untuk bangkit kembali. Dengan demikian, kita akan menjadi lebih siap dan sigap ketika berbagai potensi persoalan tersebut benar-benar hadir dan mengemuka," ucapnya.