Guru besar ilmu biologi molekuler Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom mengatakan hasil positif Covid-19 yang ternyata palsu tidak terlalu berdampak pada kesehatan.
"Paling-paling menciptakan kepanikan," katanya kepada Tempo.
Sementara dokter patologi klinik Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan tidak menutup kemungkinan terjadi hasil Covid-19 yang negatif palsu dalam pemeriksaan tersebut.
Jika terjadi, hal ini berbahaya lantaran orang yang diperiksa akan terus beraktivitas dan berpotensi menularkan orang lain.
"Virus bisa menyebar lebih cepat," tuturnya.
Sementara itu, seperti dikutip Tempo.co, Wawan tidak mempermasalahkan jika hasil tes PCR lembaganya menjadi positif palsu. Menurut dia, pemeriksaan yang dilakukan BIN bersifat pertolongan pertama.
"Kalau sudah dites di kami, lalu dites di tempat lain dan hasilnya berbeda, silakan saja," kata Wawan seperti dikutip Tempo.co dari Majalah Tempo.