Bisnis.com, JAKARTA - Saham HSBC Holdings Plc. merosot ke level terendah sepanjang krisis keuangan satu dekade lalu.
Anjloknya saham HSBC ini dipicu oleh berbagai faktor a.l. ketegangan politik di Hong Kong, dampak pandemi dan gejolak Brexit baru di Inggris Raya.
Bank terbesar di Eropa telah terjebak dalam pusaran masalah selama setahun terakhir di tengah kerusuhan politik dan kekacauan ekonomi di pasar terbesarnya, Hong Kong. Mereka juga menghadapi kesulitan dalam menghadapi suku bunga rendah dan melonjaknya kerugian kredit yang dipicu oleh pandemi global.
Yang terbaru, HSBC juga disebut di antara nama bank-bank global oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ). Dalam laporan FinCEN files, HSBC dan beberapa bank global dikatakan terus mengambil untung dari para pemain yang kuat dan berbahaya dalam dua dekade terakhir bahkan setelah AS menjatuhkan hukuman pada lembaga keuangan ini.
Saham HSBC yang berbasis di London pada hari Senin turun di bawah penutupan terendah untuk Maret 2009, mencapai HK$30,25 pada pukul 09:20 waktu setempat.
Dengan demikian, HSBC memperpanjang penurunan tahun ini menjadi 50 persen. Setelah mengalami penurunan pada minggu lalu (18/9/2020), saham HSBC diperdagangkan pada level terendah sejak 1995.
Baca Juga
Chief Executive Officer HSBC Noel Quinn, yang mengambil alih sebagai pimpinan bank tersebut pada Maret lalu, mengeluarkan peringatan keras tentang masa-masa sulit ke depan sambil melaporkan bahwa laba semester pertama berkurang setengahnya dan memprediksi kerugian pinjaman bisa membengkak menjadi US$13 miliar tahun ini.
Quinn mengatakan HSBC akan mencoba untuk mempercepat perombakan operasi globalnya, mempercepat poros operasionalnya lebih jauh ke Asia karena operasi di pasar Eropa mulai surut.