Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

75 Tahun Merdeka, Penyakit Menular Masih Gerogoti Indonesia

Berbeda dengan Covid-19 yang obat dan vaksinnya masih dalam penelitian para pakar di dunia, ARV merupakan obat yang ampuh menekan virus HIV.
HIV/AIDS/Antara
HIV/AIDS/Antara

Wiendra menyebut saat ini ada 850.000 kelompok rentan HIV. Jumlah orang dengan HIV/AIDS (odha) di Indonesia sekitar 545.000 orang. Sementara itu, sekitar 17.000 orang di antaranya anak-anak.

Selanjutnya, odha yang dalam perawatan obat antivirus (ARV) lebih dari 100.000 orang, dan 4.000 di antaranya anak-anak.

Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah total odha mencapai 643.443 orang, namun  90 persen odha yang sudah tahu statusnya, dan minum obat ARV. Dengan demikian, masih ada yang belum diketahui keberadaannya.

Berbeda dengan Covid-19 yang obat dan vaksinnya masih dalam penelitian para pakar di dunia, ARV merupakan obat yang ampuh menekan virus HIV. Saking ampuhnya, odha bahkan bisa berkeluarga, produktif bekerja, dan virus-nya bisa tidak menular ke istri dan anaknya.

Dengan kata lain, odha yang meminum ARV secara teratur tanpa tertinggal sekalipun dapat hidup layaknya orang yang tidak menderita HIV/AIDS.

Bagaimana rekam jejak awal ARV ada di Indonesia sampai menurunkan angka kematian Ofha?

Menguitip keterangan Ketua Panel Ahli HIV-AIDS PIMS Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, awal pertama HIV/AIDS masuk ke Indonesia dibandingkan dengan sekarang jauh berbeda dari segi jumlah korban.  Berkat kehadiran ARV, angka kematian akibat HIV/AIDS jadi menurun.

Awalnya, pada tahun 1986 ada laporan kasus seorang perempuan Indonesia di sebuah rumah sakit terinfeksi HIV. Kemudian tahun 1987 di Bali terdapat seorang wisatawan asal Belanda yang meninggal karena HIV.

''Dari situlah mulai kasus meningkat, dan biasanya adalah pasien datang dalam keadaan sakit berat, sudah dalam infeksi oportunistik entah itu TBC, infeksi otak, entah penyakit lain, kemudian diperiksa HIV dan diketahui positif,'' katanya dikutop dari situs kemenkes.go.id.

Kasus HIV/AIDS lantas menurun setelah adanya ARV di Indonesia. ARV pertama kali ada di Indonesia pada 1997 dan pemerintah mulai menyediakan obat ARV secara cuma-cuma pada akhir 2014.

Setelah ada ARV, kondisinya berubah. Angka kematian akibat HIV/AIDS menurun, kemudian juga semakin banyak ditemukan penderita HIV/AIDS dalam keadaan belum ada gejala.

''Sekarang sebagian besar mungkin sekitar 300 ribu lebih orang sudah diketahui terinfeksi HIV di Indonesia, dan sekitar 120 ribu orang mengonsumsi ARV secara teratur,'' ucap  Samsuridjal.

 

Halaman Selanjutnya
TBC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper