Bisnis.com, JAKARTA - Italia bersiap untuk melonggarkan lockdown mulai pertengahan Mei 2020, jika tidak ada lonjakan kasus baru di negara ini.
“Kami dapat melanjutkan pelonggaran lockdown dengan pengukuran yang tepat. Jika grafik tidak menunjukkan penambahan angka baru, kami akan membolehkan toko, restoran dan jasa lainnya untuk beroperasi,” kata Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, dikutip Bloomberg, Kamis (30/4/2020).
Conte mengakui bahwa banyak kebijakannya yang memicu perdebatan, tetapi dia menekankan bahwa pembukaan ekonomi secara penuh berisiko kembali memacu angka kasus infeksi Covid-19.
Italia merupakan episentrum penyebaran virus corona di Eropa, dengan jumlah kasus mencapai 203.000 dan total kematian 27.000 orang.
Negara ini bakal membuka ekonominya secara bertahap, setelah menjalani lockdown sejak 4 Mei 2020. Sektor konstruksi dan manufaktur dijadwalkan kembali beroperasi pada pekan mendatang, sedangkan ritel dan museum buka pada 18 Mei 2020.
Sementara itu, bar dan restoran baru bisa dibuka pada Juni. Sekolah pun akan tetap ditutup hingga September tahun ini.
Komitmen Conte yang ingin menutup Italia dengan waktu relatif lama telah mengundang kritikan, terutama dari pemimpin daerah di bagian utara. Dia juga diuji dengan penundaan bantuan bagi pekerja dan pengusaha mikro akibat rumitnya birokrasi.
Conte berupaya keras untuk menghindari ancaman resesi, saat pemerintahannya memprediksi produk domestik bruto Italia bakal menyusut 8 persen pada tahun ini akibat wabah Covid-19.