Kepemimpinan di Partai Golkar juga berbeda bila dibandingkan dengan partai politik lainnya.
Misalnya, agak sulit menemukan kronisme di struktur Partai Golkar pascareformasi karena partai tersebut memiliki semacam parameter kepemimpinan seperti loyalitas, prestasi, dedikasi dan tidak tercela.
Artinya azas meritokrasi dan suasana demokrasi lebih terasa di partai berlambang pohon beringin tersebut dibandingkan di sejumlah partai politik lainnya yang ada di parlemen dalam setiap pemilihan calon pemimpin.
Akan tetapi, karena suasana demokrasi yang kental itulah tidak pernah sejarahnya ketua umum partai tersebut menjabat dua periode sejak 1998. Pasalnya, Golkar tidak banyak menggantungkan kepemimpinan pada sosok kharismatik, apalagi faktor keturunan, namun lebih pada sistem yang sudah dibangun dan berjalan secara inklusif.