Bisnis.com, JAKARTA--- Presiden Joko Widodo bakal mengundang sejumlah tokoh Papua untuk berdiskusi tentang isu Papua terkini di Istana Kepresidenan pada pekan depan atau pekan terakhir Agustus 2019.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan komunikasi antara Presiden dan masyarakat Papua tidak boleh terputus. "Komunikasi harus terbangun terus agar karena dalam proses komunikasi pasti ada faktor lingkungan yang mempengaruhi. Ya nanti kalau ini tidak terbangun terus menerus maka pengaruh kanan kiri itu kadang-kadang bisa menyesatkan," kata Moeldoko, Jumat (23/8/2019).
Mantan Panglima TNI itu menyatakan Presiden Jokowi sangat konsisten membangun komunikasi dengan masyarakat Papua baik di Istana atau dengan cara datang secara langsung ke Papua. Moeldoko menyatakan Presiden sedang gencar-gencarnya membangun Papua pada saat ini.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko menjelaskan ada kelompok tertentu yang disebutnya "blingsatan" melihat situasi pembangunan di Papua. "Mereka tidak menginginkan Papua itu sejahtera. Karena kalau sejahtera nanti dia, dari sisi kelompok bersenjata, tidak memiliki pengaruh lagi nanti kepada masyarakat," kata Moeldoko.
Seperti diketahui, sejumlah pihak, termasuk aparat negara, diduga bersikap rasis terhadap mahasiswa asal Papua di sejumlah tempat seperti Malang dan Surabaya, Jawa Timur pada 16-17 Agustus 2019. Rasisme itu memicu digelarnya unjuk rasa dan terjadinya kerusuhan di sejumlah daerah di Papua beberapa hari setelahnya. Situasi di Papua ini meningkatkan perhatian pemerintah terhadap provinsi paling timur Indonesia itu.
Jokowi menyatakan memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menindak secara hukum tindakan diskriminasi ras dan etnis yang rasis secara tegas. Di samping itu, Jokowi menyatakan akan mengundang tokoh Papua ke Istana untuk membahas soal kesejahteraan di Papua.
Baca Juga
"Dan minggu depan saya juga akan mengundang para tokoh dari Papua dan Papua Barat baik tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama ke istana, bicara masalah percepatan kesejahteraan di tanah Papua," kata Jokowi.