Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya 250 WNI di Belanda pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo atau Jokowi-Ma’ruf Amin yang tergabung dalam komunitas Paijo (Eropa Pilih Jokowi)- Pamin (Eropa Pilih Amin) berkumpul di Museumplein, Amsterdam, Minggu (31/3/2019).
Para WNI itu melakukan kegiatan tarian bersama (flashmob) yang dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa bersama dipimpin oleh Niyati Putri Mursidi, pembacaan pernyataan sikap menolak tindakan rasisme dan antikeberagaman.
Dikutip dari keterangan tertulis, Senin (1/4/2019), Wahyu Koen, anggota jamaah sekaligus aktivis Masjid Indonesia Al-Hikmah Amsterdam, membacakan pernyataan sikap dan disambut dengan deklarasi para peserta flashmob, serta penyalaan lilin di atas bunga mawar merah putih sebagai simbolisasi penolakan terhadap tindakan rasisme dalam proses demokrasi di Indonesia.
Cuaca pagi hari di Amsterdam yang mendung dan berangin tidak menghalangi niat para Paijo dan Paimin datang dari segala penjuru Belanda untuk berkumpul di halaman pelataran Museumplein Amsterdam. Mereka kompak menggunakan setelan baju atasan putih, jilbab putih bagi yang berjilbab, dan bawahan celana jeans, dipadukan dengan pernak-pernik penutup kepala khas Indonesia seperti udeng, blangkon, dan songkok serta kain khas Nusantara seperti batik, sarung tenun ikat, dan ulos.
Acara yang digagas Lestari Wiji dan Evelyn Silitonga ini, dua aktivis yang memimpin dua organisasi relawan Jokowi yang berbeda, akhirnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis pengunjung Museumplein.
Secara bergerombol para turis menyaksikan, mendokumentasikan dan bahkan turut berjoget dengan iringan lagu-lagu Pilih Jokowi, Meraih Kemenangan dan dipuncaki dengan Goyang Jempol karya Marzuki Muhammad atau biasa dikenal dengan nama Kill the DJ.
Para penggagas berharap bahwa acara tersebut dapat beresonansi tidak hanya di Eropa, namun juga ke negara-negara lain, khususnya Indonesia, melalui unggahan masif ke semua platform media sosial populer (misalnya, Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp).
Berikut kutipan pernyataan sikap Paijo dan Paimin dalam acara tersebut:
“Keprihatinan terhadap seluruh rentetan peristiwa tindak rasisme dan antikeberagaman di Selandia Baru, Filipina dan Inggris yang membuat semakin mengemukanya dan menguatnya prasangka- prasangka yang bermuara pada tindakan rasisme dan antikeberagaman.”
“Di mana-mana di dunia kita sedang dilanda kebangkitan primordialisme, kebangkitan pribumiisme, kebangkitan rasa menjadi yang paling murni dan yang paling berhak dibanding yang lain, yang lebih memprihatinkan lagi adalah dibawanya rasisme secara sengaja oleh politikus-politikus ke dalam diskursus publik, ke dalam ruang-ruang demokrasi.”
“Oleh karena itu, kami, komunitas Warga Negara Republik Indonesia yang tergabung dalam Paijo-Paimin, mengutuk keras dan menyatakan sikap menentang rasisme dan antikeberagaman, tidak hanya terhadap tindakannya, namun juga indoktrinasinya yang diusung oleh para politikus ke dalam ruang publik.”
“Dalam konteks Pemilu 2019, kami mengambil aksi nyata tidak memilih calon-calon yang diusung dan didukung oleh komponen-komponen rasis dan anti keberagaman. Sudah saatnya politik yang menggunakan rasisme kita tenggelamkan bersama-sama!!!”