Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Parnoko dan Peluang Partai Islam pada Pemilu 2019

Sentimen agama belum teruji berhasil di Pileg selama ini. Apalagi, magnet Pilpres 2019 jauh lebih kuat ketimbang Pileg.
Suasana lalu lintas di depan Istana Negara Jl Merdeka Utara menjelang aksi unjuk rasa menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap menistakan agama di Jakarta, Kamis (3/11/2016)./Bisnis-Nurul Hidayat
Suasana lalu lintas di depan Istana Negara Jl Merdeka Utara menjelang aksi unjuk rasa menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap menistakan agama di Jakarta, Kamis (3/11/2016)./Bisnis-Nurul Hidayat

Sentimen agama pada Pemilu 2019 memang menguat sejak Pilkada 2017, karena mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tersandung kasus penodaan agama. Ikram melihat, partai-partai Islam ini mencoba memanfaatkan konservatisme agama.

Meski teruji berhasil di Pilkada DKI 2017 dan menguatkan pemilih pasangan kepala daerah yang diusung PKS, sentimen agama belum teruji berhasil di Pileg selama ini. Apalagi, magnet Pilpres 2019 jauh lebih kuat ketimbang Pileg.

Ikram mengatakan, hanya partai yang berkaitan langsung dengan calon presiden lah yang akan mendapatkan insentifnya, yaitu PDI Perjuangan sebagai partai Joko Widodo dan Gerindra sebagai partai Prabowo Subianto.

"PKS yang mendorong 2019 ganti presiden, faktanya di survei-survei tidak bisa mengangkat (elektabilitas) karena magnet pilpres jauh lebih kuat," kata Ikram.

Ikram pun menyarankan pada pengurus parpol Islam untuk memperbaiki representasi simbol parpol yang mewakili entitas agama. Sebab, tulang punggung partai Islam adalah kapitalisasi agama. "Minimal representasi agama diperkuat, saya pikir bisa saja mendongkrak (perolehan suara)," kata Ikram.

Saran berikutnya ialah memperbaiki kualitas kader partai, sehingga tidak terjebak pada korupsi yang bisa membuat masyarakat antipati terhadap partai Islam. Pasalnya, partai Islam yang terjebak kasus korupsi memiliki daya rusak lebih kuat ketimbang partai sekuler.

Halaman Selanjutnya
Di Ujung Tanduk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper