Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd berkomentar negatif tentang rencana pemindahan Kedubes ke Yerusalem.
Rudd menilai proposal pemindahan kedubes Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem yang diajukan PM Scott Morrison tidak sesuai dengan posisi yang diambil Australia selama ini.
"Sebagaimana argumen saya dalam tulisan, apa yang harus dilakukan negara G-20, termasuk Australia dalam meenyelesaikan konflik berkepanjangan di Timur Tengah adalah melalui proses perdamaian. Posisi Australia sejak lama jelas, kami mendukung solusi dua negara," kata Rudd di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Solusi dua negara tersebut, jelas Rudd, harus menjawab pertanyaan soal batas-batas resmi antara Palestina dan Israel, adakah hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina yang meninggalkan kawasan sengketa, dan di mana ibu kota masing-masing negara.
Lebih lanjut Rudd menyebutkan pengakuan sejumlah negara akan status Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah menghambat proses perdamaian yang terus diupayakan komunitas internasional.
Wacana pemindahan kedubes Australia ke Yerusalem diutarakan PM Morrison pada pertengahan Oktober lalu. Ia mengaku pemerintahannya terbuka pada kemungkinan tersebut.
Langkah tersebut sempat menuai respons dari publik Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri bahkan mendesak Australia untuk mendukung proses perdamaian kedua pihak.
"Untuk terus mendukung proses perdamaian Palestina-Israel sesuai dengan prinsip-prinsip yang sudah disepakati dan tidak mengambil langkah yang dapat mengancam proses perdamaian itu sendiri dan mengancam stabilitas keamanan dunia," kata Menlu Retno Marsudi bersamaan dengan kunjungan Menlu Palestina pada Selasa (16/10/2018).