Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan pebisnis senior Sofjan wanandi merupakan mentor yang baik bagi para pelaku usaha.
Menurutnya, sosok Sofjan Wanandi tidak terlepas dari perjalanannya sebagai pengusaha yang konsisten. Tidak sedikit para pelaku usaha yang bisa seperti Sofjan Wanandi. Oleh sebab itu, pelajaran dan pengalamannya patut untuk diteruskan.
"Beliau pribadi yang luar biasa. Seorang pebisnis yang konsisten untuk memperjuangkan dunia usaha. Kami banyak belajar dari beliau," ujarnya.
Dia mengemukakan hal itu pada bedah buku Sofjan Wanandi dan Tujuh Presiden yang digelar di Jakarta pada Rabu (23/5/2018). Kegiatan tersebvut diselenggarakan oleh Apindo. Turut hadir dalam gelaran ini Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sementara itu, Kalla mengatakan Sofjan adalah sahabat lamanya sejak masa perjuangan mahasiswa pada 1966. Saat itu, Kalla menjadi Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) cabang Sulawesi Selatan, sedangkan Sofjan Ketua KAMI Jakarta Raya.
"Berbicara tentang Sofjan tentu banyak yang bisa digali, dari sisi politik, ekonomi, dan sosial," kata Wapres JK yang menulis kata pengantar di buku setebal 320 halaman ini.
JK bahkan memuji sosok Sofjan sebagai pengusaha yang tidak hanya mengurusi soal bisnis, melainkan juga menjalankan aktivitas sosial. "Untuk mempersatukan bangsa ini, kalau tidak ada pengusaha yang memperhatikan [aktivitas] sosial, bisa menimbulkan berbagai macam akibat."
Sofjan, lanjut Wapres, mengajarkan bagaimana cara berpolitik dan menjadi pengusaha yang baik serta bisa hidup di semua zaman. Sofjan pernah aktif sebagai politisi Golkar dan mantan Ketua Apindo periode 2008-2013.
JK mengaku memiliki kesamaan chemistry dengan Sofjan dan cocok sehingga tak jarang menjadi teman diskusi serta beradu argumentasi.
Adapun buku ini merupakan kisah perjalanan hidup Sofjan Wanandi, aktivis 1966 dan pengusaha di kerajaan bisnis Gemala Group [sekarang Santini Group].
Disebut “Tujuh Presiden” karena pada faktanya, Sofjan memang mengenal dan dikenal oleh tujuh presiden sejak Sukarno hingga Joko Widodo. Buku ini tersaji dalam 15 bab yang masing-masing menceritakan perjalanan hidupnya.
