Dipasangnya Puti Soekarno mendampingi Gus Ipul pada menit-menit terakhir pendaftaran Cagub Jatim membuat mata publik tertuju kepada pasangan santri-nasionalis ini.
Maklum, kehadiran cucu mendiang presiden pertama Ir Soekano ini memunculkan beragam spekulasi karena basis pemilihnya sebagai Anggota DPR ada di Jawa Barat, daerah kelahirannya. Tapi, tentu PDIP punya perhitungan tersendiri dengan mengutus Puti ke Jatim setelah Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengundurkan diri untuk mendampingi Gus Ipul.
Agaknya, ikatan trah Soekarno menjadi salah satu alasan bagi PDIP untuk merebut suara pemilih dengan kekuatan suara di DPRD 19 kurs, ditambah PKB dengan 20 kursi, Gerindra 13 kursi dan PKS 6 kursi, maka total kekuatan pasangan ini adalah 58 kursi.
Tentu bukan Puti saja yang punya trah kuat di Jawa timur karena Gus Ipul juga merupakan ponakan dari mendiang Presiden Gus Dur yang tidak kalah kuat pengaruhnya terutama di kalangan santri.
Hanya saja, pasangan ini harus waspada, karena pada saat pasar pemilih relatif sama dengan pihak lawan, maka manuver politik di lapangan saat kampanye akan menjadi sangat menentukan.
Citra Gus Ipul yang selama ini hanya menjadi wakil gubernur di bawah kepemimpinan Soekarwo bisa jadi menjadi faktor negatif. Masyarakat lebih melihat kinerja sang gubernur ketimbang wakilnya.
Apalagi, Soekarwo akan berada di pihak Khofifah sebagai salah satu anggota tim pemenangan yang tentunya sangat tahu titik lemah Gus Ipul. Belum lagi faktor Salahuddin Wahid, adik Gus Dur, yang juga berada di pihak Khofifah untuk menggarap suara dari kalangan pesantren.