Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yaman Tolak Usulan Perdamaian PBB

Yaman, Selasa (6/12/2016), menolak rencana PBB untuk mengakhiri perang saudara, dan menilai peta jalan badan perdamaian dunia itu akan menciptakan sebuah preseden internasional yang berbahaya dengan melegitimasi pemberontakan terhadap pemerintah yang diakui secara internasional.
Warga berusaha memadamkan api di lokasi bom bunuh diri di Yaman. /Reuters
Warga berusaha memadamkan api di lokasi bom bunuh diri di Yaman. /Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON -  Yaman,  Selasa (6/12/2016), menolak rencana PBB untuk mengakhiri perang saudara, dan menilai peta jalan badan perdamaian dunia itu akan menciptakan sebuah "preseden internasional yang berbahaya" dengan melegitimasi pemberontakan terhadap pemerintah yang diakui secara internasional.

Posisi penawaran Yaman menjadi kemunduran besar bagi upaya internasional untuk mengakhiri konflik selama 20 bulan, yang telah melepaskan bencana kemanusiaan dan menewaskan lebih dari 10.000 orang.

Sebuah surat pada 6 Desember kepada Dewan Keamanan dari misi PBB di Yaman, yang dilihat oleh Reuters, rencana itu yang disebut  utusan PBB Ismail Ould Cheikh  sebuah "insentif gratis untuk para pemberontak Houthi-Saleh, melegitimasi pemberontakan mereka, agenda mereka."

"The Ould Cheikh Roadmap menciptakan preseden internasional yang berbahaya, mendorong tren kudeta terhadap pemerintah terpilih dan konsensus nasional. Yang merupakan pelanggaran yang jelas dari hukum dan norma-norma internasional."

Sejak Maret 2015, koalisi yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak dan pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh Houthi Iran-sekutu, dan mencoba untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper