Kabar24.com, MEDAN—Badan Anggaran DPRD Sumatra Utara menilai, sepanjang tahun ini kinerja keuangan pemprov merosot dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu indikator yakni kinerja pendapatan justru meleset dari target.
Ketua Badan Anggaran DPRD Sumut sekaligus Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman menjelaskan, pada rancangan perubahan APBRD 2016, target realisasi pajak daerah turun cukup signifikan hingga Rp36,69 miliar.
“Peningkatan pajak daerah di provinsi ini sejak 2012 sampai tahun lalu selalu berada di bawah rata-rata nasional. Secara nasional, pajak daerah pemprov rata-rata tumbuh 16,82%, tapi Sumut hanya 10%. Pada tahun lalu malah hanya menurun 9%. Pada rancangan APBD-P 2016 ini juga menurun 6,7%,” papar Wagirin, Selasa (22/11/2016).
Lebih lanjut, dia mengemukakan, pada rancangan APBD-P 2016 memang terjadi peningkatan proyeksi pendapatan menjadi Rp10,05 triliun dari APBD 2016 Rp9,97 triliun. Kendati demikian, peningkatan tersebut merupakan pendapatan hibah Rp185,12 miliar.
“Itu pendapatan non kas dari pemerintah pusat untuk penyelesaian piutang negara kepada PDAM Tirtanadi. Dari sisi belanja, pemprov juga kami nilai tidak bisa memanfaatkan sisa anggaran untuk meredam dampak perlambatan perekonomian global,” tambah Wagirin.
Dia merinci, hal ini terlihat dari kecenderungan penurunan nilai ekspor, dan kunjungan wisatawan mancanegara.
Tak hanya itu, penduduk miskin yang ditarget mampu turun menjadi 9,31% pada tahun ini diproyeksikan belum dapat tercapai dan masih berkisar 10% serta tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 masih 6,49%.
Selain itu, DPRD Sumut juga menilai pemprov lambat mengajukan KUA PPAS APBD-P 2016.
Kinerja Keuangan Pemprov Sumut Merosot
Badan Anggaran DPRD Sumatra Utara menilai, sepanjang tahun ini kinerja keuangan pemprov merosot dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu indikator yakni kinerja pendapatan justru meleset dari target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu