Bisnis.com, MARKAS PBB - Warga Yaman tersandera kepentingan "politis dan pribadi", kata utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (31/10/2016), seraya meminta Dewan Keamanan mendukung rencana perdamaian kedua pihak yang telah ditolak.
Mediator PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed mengatakan penolakan DK-PBB "menunjukkan elit politik Yaman belum mampu mengatasi perbedaan dan mendepankan kepentingan nasional di atas keinginan pribadi".
Koalisi negara pimpinan Arab Saudi telah berperang melawan pemberontak Houthi yang setia terhadap mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh sejak Maret 2015.
Pasukan gabungan itu ingin memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui komunitas internasional.
Rencana perdamaian PBB akan mengesampingkan Hadi yang saat ini mengasingkan diri di Riyadh. Tokoh lebih netral akan dipilih untuk memimpin Yaman.
"Ini adalah tanggung jawab pihak terkait untuk mengedepankan perdamaian, dibandingkan agenda kelompok tertentu, kata Ould Cheikh Ahmed.
Ia akan memulai perundingan dengan pihak terkait walaupun rencana perdamaian itu secara tak resmi ditolak.
Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft yang berbicara di depan 15 anggota DK-PBB, akan menyusun rancangan resolusi damai yang mendesak tiap pihak untuk berunding sesuai arahan rencana perdamaian terkait.
Ia juga mendesak tiap pihak agar segera melakukan gencatan senjata.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Samantha Power menilai rencana PBB itu cukup "kredibel dan seimbang".
"Cetak biru tersebut dapat menjadi dasar perundingan. Rancangan itu bukan permohonan yang harus ditolak atau diterima," katanya.
"Saat ini waktunya tiap pihak yang berkonflik menghentikan perang atau menambahkan syarat baru dalam perundingan damai. Seluruh pihak mesti terlibat mewujudkan rencana utusan PBB tersebut".
Konflik Yaman telah menewaskan setidaknya 10 ribu jiwa dan menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk dunia. Setidaknya 21 juta warga atau 80 persen dari jumlah populasi Yaman membutuhkan bantuan.
"Yaman tinggal satu langkah lagi menuju bencana kelaparan," kata ketua badan bantuan PBB Stephen O'Brien ke DK-PBB.
Ia mengatakan pihak yang berkonflik berikut negara terkait lainnya seperti Arab Saudi, negara kawasan, AS, Inggris, dan Iran dapat "menghentikan perang serta penderitaan itu".
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang didukung AS dan Inggris telah dikritik karena diduga membunuh warga.
"AS akan terus mengingatkan koalisi agar menempuh seluruh cara untuk mengurangi korban, menyasar target yang pasti, termasuk melakukan verifikasi sebelum menyerang," kata Power.
Warga Yaman Tersandera Kepentingan Politis dan Pribadi
Warga Yaman tersandera kepentingan politis dan pribadi, kata utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (31/10/2016), seraya meminta Dewan Keamanan mendukung rencana perdamaian kedua pihak yang telah ditolak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
39 menit yang lalu
Makin Tajir, Profil Dewi Kam Perempuan Terkaya Indonesia 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
35 menit yang lalu
PDIP Siaga 1 Gara-gara Spanduk 'Serang' Partai dan Megawati
1 jam yang lalu
Budi Arie Setiadi Siap Buka-bukaan Bongkar Judi Online
4 jam yang lalu