Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Berbuka Puasa, Hindari Obesitas

Pola makan balas dendam saat buka puasa ternyata malah menyebabkan obesitas atau kegemukan, demikian dikatakan ahli bedah dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta.
Buka puasa di Masjid Istiqlal Jakarta/JIBI
Buka puasa di Masjid Istiqlal Jakarta/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Pola makan "balas dendam" saat buka puasa ternyata malah menyebabkan obesitas atau kegemukan, demikian dikatakan ahli bedah dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta.

"Pola makan yang salah saat buka puasa malah menyebabkan kegemukan," ujar Ahli Bedah dr Errawan R Wiradisuria SpB(K)BD, di Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Apalagi kalau orang tersebut, hanya memindahkan jam makan pada siang hari ke malam hari.

Dia memberi contoh, pola makan setelah buka puasa yang bisa menyebabkan kegemukan adalah makan berat saat buka puasa, kemudian sebelum tidur makan lagi, dan sahur kembali makan.

"Apalagi makanan yang dimakan selama bulan puasa sebagian besar manis. Terus habis makan kemudian tidur, makanya jadi gemuk." Obesitas, lanjut dia, bisa disebabkan dua hal yakni gaya hidup dan genetik. Untuk itu, dia menghimbau masyarakat untuk mengurangi makan dan minum yang banyak mengandung gula.

Pola makan yang baik harus sesuai dengan piramida makanan, yakni 60 persen karbohidrat, 20 persen protein, dan sisanya sumber gizi lainnya.

Berdasarkan Riskesdas, sebanyak 20 persen pria dan 30 persen perempuan, mengalami obesitas di Indonesia. Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, seperti hipertensi, diabetes, hingga serangan jantung.

Bagi penderita obesitas yang memiliki "Body Mass Index" atau BMI diatas 30 dan penyakit penyulit maka disarankn melakukan "Sleeve Gastrectomy".

Namun, jika penderita obesitas tidak memiliki keluhan apapun, pembedahan akan dianjurkan bila BMI menginjak angka di atas 35.

Pembedahan dilakukan dengan mengecilkan lambung menjadi 25 persen. Dengan lambung yang lebih kecil maka pasien hanya membutuhkan sedikit makanan untuk menjadi lebih cepat kenyang. Setelah dilakukan pembedahan, penderita obesitas harus menyesuaikan porsi makan dengan sistem pencernaan yang baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper