Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GURU BESAR: RI Kekurangan Profesor. Butuh 22.000, Tersedia 5.000

Di tengah tantangan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas pendidikan tinggi nasional, Indonesia ternyata masih kekurangan profesor atau guru besar, jabatan fungsional akademik tertinggi
Pengukuhan profesor riset Dr Ir Atih Surijati, M.Sc/kemenperin.go.id
Pengukuhan profesor riset Dr Ir Atih Surijati, M.Sc/kemenperin.go.id

Kabar24.com, JAKARTA– Di tengah tantangan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas pendidikan tinggi nasional, Indonesia ternyata masih kekurangan profesor atau guru besar, jabatan fungsional akademik tertinggi.

Dirjen Sumber Daya, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengungkapkan jumlah profesor di Indonesia saat ini sebanyak 5.109 orang.

Jumlah ini terbilang sangat minim bila dibandingkan dengan angka kebutuhan ideal yang diperlukan untuk memimpin tiap program studi di perguruan tinggi.

“Bila dalam satu program studi perlu satu profesor, maka Indonesia paling tidak perlu 22.000 profesor. Kita masih sangat perlu banyak profesor,” katanya di Jakarta.

Lebih parah lagi, sektor-sektor yang kekurangan profesor adalah bidang yang terkait dengan prioritas pembangunan yakni pertanian, kedokteran, energi terbarukan, transportasi, pertahanan dan keamanan, sistem komunikasi dan informasi serta bidang kemaritiman.

Minimnya jumlah profesor tersebut disebabkan sejumlah faktor, salah satunya adanya hambatan dari segi birokrasi.

Ghufron menyebutkan selama ini dibutuhkan waktu 2-6 tahun untuk proses administrasi pengurusan menjadi professor. Tak ayal, kondisi itu membuat dosen menjadi enggan mengurus kenaikan levelnya.

Selain itu, faktor lainnya adalah rendahnya minat para akademisi melakukan penelitian dan menerbitkannya di jurnal internasional. Padahal publikasi penelitian merupakan bagian dari persyaratan untuk dapat diangkat menjadi profesor.

Tahun lalu, jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional hanya 5.499. Jumlah itu jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dengan 17.500 publikasi, Malaysia 25.350 dan Thailand sebanyak 17.500.

“Kenapa sangat rendah? Karena banyak dosennya kita yang “tidur”. Memang writing skill sumber daya manusia kita masih sangat rendah dan ini harus terus dipacu,” ujarnya.

Guna mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas pengajar, Kementerian melakukan reformasi dengan memangkas administrasi dan regulasi sehingga pengurusan gelar professor menjadi lebih ringkas dan mudah.

“Asalkan memenuhi syarat dan kualitasnya bagus prosesnya tidak berlarut-larut sampai menahun seperti dulu. Kami menjanjikan prosesnya cukup dalam dua bulan,” tuturnya.

Profesor Lingkungan

Sementara itu, dalam rangka menaikkan daya saingnya menjadi universitas internasional, Universitas Sahid Jakarta melakukan sidang senat terbuka sebagai pengukuhan H Kholil menjadi profesor.

Kehadiran Kholil sebagai Guru Besar Tetap Bidang Lingkungan menambah jumlah profesor di universitas swasta tersebut menjadi enam orang.

Dalam kesempatan tersebut, Kholil menyampaikan orasi ilmiah tentang global warming berjudul Politik dan Etika Ekologi untuk Mengendalikan Emisi Karbon Guna Menjamin Keberlanjutan Kehidupan di Bumi.

Dia menyebutkan dalam tiap satu persen pertumbuhan PDB, ada potensi penambahan kerusakan lingkungan sebanyak 0,25 % - 0,5 %. “Dengan menggenjot pembangunan seperti infrastruktur jalan dan transportasi akan menambah kenaikan polusi udara,” tuturnya.

Kegiatan yang dilakukan oleh negara maupun badan-badan internasional tidak mampu menurunkan tingkat emisi karbon. “Satu-satunya jalan adalah melalui politik. Dengan politik ekologi akan lebih powerful karena bisa masuk ke semua instrument kebijakan seperti moneter, pembangunan dan lainnya,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper