Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah titik panas atau hotspot kembali terdeteksi di sejumlah wilayah yang ada di Sumatra dan Kalimantan, meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya pencegahan.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Dana, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan satelit Modis sensor Terra Aqua milik NASA mendeteksi 151 hotspot di Indonesia pada 05.00 WIB.
“Sebaran hotspot karhutla itu ada di Kalimantan Timur 76 titik, Riau 45 titik, Aceh 11 titik, Kalimantan Utara tujuh titik, Sulawesi Tengah, Gorontako, dan Sulawesi Selatan masing-masing dua titik, dan Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Maluku Utara, dan Jawa Timur masing-masing satu titik,” katanya, Minggu (13/3/2016).
Sutopo menuturkan dari 45 hotspot yang ada di Riau, 16 titik diantaranya ada di Bengkalis, Indragiri Hulu dua titik, Kepulauan Meranti 20 titik, empat titik di Pelalawan, satu titik di Rokan Hilir, dan dua titik di Siak.
Sementara itu 76 hotspot di Kalimantan Timur tersebar di Berau sembilan titik, Kutai Kertanegara 16 titik, Kutai Timur 50 titik, dan satu titik di Bontang.
“Kondisi cuaca di Riau dan Kalimantan Timur memang kering. Riau saat ini memasuki kemarau periode pertama hingga April mendatang,” ujarnya.
Dia menyebutkan kemarau yang terjadi saat ini diperkirakan tidak sekering pada kemarau periode kedua pada Juli-September 2016. Meski demikian, saat ini petugas sudah mulai kesukitan memadamkan api, karena menipisnya air sumur dan air permukaan.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan Kalimantan Timur sendiri sudah berlangsung tiga pekan dengan jumlah hotspot yang fluktuatif. Akan tetapi penyebabnya masih sama, yakni kecerobohan dan pembakaran.